GURU “DIGUGUH DAN DITIRU”


Oleh: Reni Anggraini-Guru Madrasah-pada MI Al-Faat Bara

Mendidik adalah tugas seorang guru yang paling mulia. Seluruh jiwa raganya dihibahkan untuk mencetak generasi yang cerdas. Mulai dari yang tidak tahu menjadi tahu bahkan sampai memahami. Sungguh itu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, yang mana jika itu ditingkat TK/RA, SD/MI adalah masa anak-anak baru akan mulai dengan dunia belajar. Sedangkan SMP/MTs dan SMA/MA mendidik kepada jalan menuju jati dirinya. Di sinilah guru menjadi tombak pertama dalam mengenalkan tentang dunia belajar. Oleh karena itu kompetensi guru yang juga dituntut untuk mampu mentransfer ilmu dengan bijaksana. “Guru adalah teladan bagi siswa/I yang akan  diguguh dan ditiru,” ujar pak Muhasir, S.pd (Kepala MI Al-Faat Woja) Karenanya karakter guru akan menentukan bagaimana perkembangan pribadi anak didiknya. Guru baiknya memiliki karakter yang kuat, bukan hanya menransfer pengetahuan tetapi juga harus mampu menanamkan nilai-nilai moral yang diperlukan anak didik guna masa depannya.
Dalam perjalannya guru memiliki karakter yang berbeda-beda atau biasanya disebut dengan tipe guru. Ada 3 tipe guru : Guru Nyasar, Guru Bayar dan Guru Sadar (Siti Kurniawati-SGI XVI-asal Medan). Nah, terkait dengan tipe-tipe guru tersebut berada dimana guru-guru saat ini? Coba kita bayangkan bagaimana jadinya jika semua guru adalah guru nyasar atau guru bayar? Ditambahkan lagi dengan perkembangan teknologi yang menggiring generasi untuk terjun kedalam kenyamanannya saja. Belajar menjadi urutan yang kesekian. Nah disini guru memiliki peranan yang sangat penting. Menjadikan semua yang ada disekitar kita adalah ilmu yang bermanfaat.
Negara kita ini memiliki sumber daya pengajar yang sangat banyak, tetapi apakah kompetensi diri seorang guru sudah tertanam di jiwa-jiwa para guru? Apakah guru-guru saat ini sudah menanamkan karakter diri? Semua jawaban itu ada didalam jiwa seorang guru. Menjadi guru berkarakter ada beberapa bagian, antara lain : (1) memiliki niat yang kuat, (2) memiliki kompetensi diri, (3) memiliki motivasi, (4) memiliki rasa empati dan (5) memiliki komitmen yang kuat (Muhasir, S.pd -Kepala MI Al-Faat Woja)
Guru : diguguh dan ditiru, oleh karena itu tunjukkanlah karakter yang positif agar anak didik menjadi generasi yang unggul, cerdas dalam IQ dan EQ nya. Siap dalam persaingan dengan kehidupan nyata.
Guru adalah cahaya di gelapnya kehidupan,
Menjadi air dalam dahaga, dan
Guru adalah sumber ilmu.
Mengajar dan mendidik tanpa kenal lelah.
Meninggalkan segala yang dipunya.
Tak pernah mengaharap balas jasa.
Dengan tangannya, ucapannya, kesabarannya…
Dan inilah kita.
#terimakasihguruku #kembalikesekolah


1 komentar:

Featured Post

“GURU ADALAH PETANI”

  “GURU ADALAH PETANI”  (Sebuah Refleksi dan Filosofi Ki Hajar Dewantara) Dmp,19-08-2022. Salam Sehat dan tetap semangat Bapak/Ibu Calon P...

oke