Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran / Pembimbingan Bagi Guru Yang Bertugas Pada MTs/MA/MAK Yang Melaksanakan Kurikulum 2013 Pada


Dalam rangka peningkatan layanan pendidikan yang berkualitas, satuan pendidikan melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.





Ditinjau dari beban belajar peserta didik berdasarkan struktur Kurikulum Tahun 2006 dan struktur Kurikulum 2013 terdapat perbedaan jumlah jam pelajaran secara keseluruhan dan pada beberapa matapelajaran di SMP/SMA/SMK. Dalam melaksanakan kurikulum di sekolah, sangat terkait dengan tugas utama guru yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Salah satu ciri guru yang profesional adalah bersertifikat pendidik.







Berdasarkan peraturan perundang-undangan, guru yang bersertifikat pendidik berhak mendapatkan tunjangan profesi dan salah satu persyaratan untuk mendapatkan tunjangan profesi adalah bahwa guru harus memenuhi beban kerja minimal 24 jam tatap muka per minggu. Berdasarkan pertimbangan di atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/ Pembimbingan Bagi Guru yang Bertugas pada SMP/SMA/ SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 pada Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada Semester Kedua Tahun Pelajaran 2014/2015. Untuk memberikan persamaan persepsi dan langkah dalam melaksanakan Peraturan Menteri dimaksud di sekolah proses pelaksanaan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan bagi guru yang bertugas di SMP/SMA/ SMK.







Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pembelajaran/pembimbingan yang dilakukan oleh para guru pada khususnya dan penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah pada umumnya










Manfaat Pembelajaran di Luar Kelas


Kegiatan Belajar Mengajar siswa dan Guru MI Al-Faat 1 Bara 
September 2016 bersama- Ibu Guru Deva Vantana, S.Pd




Manfaat Pembelajaran di Luar Kelas_Belajar di dalam kelas, terkadang membuat siswa merasa bosan dengan kondisi kelas yang ada. Mereka mudah merasa jenuh, sehingga kegiatan belajar mengajar pun menjadi kurang maksimal. Pembelajaran sebenarnya tidak hanya bisa dilakukan di dalam kelas, melainkan juga luar kelas.





Manfaat pembelajaran di luar kelas

Berbeda dengan belajar di dalam kelas, belajar di luar kelas, ternyata juga memiliki banyak sekali manfaat. Berikut beberapa diantaranya.
1. Pikiran menjadi lebih jernih.
2. Sistem pembelajaran terasa lebih menyenangkan .
3. Sistem pembelajaran menjadi lebih real dengan objek yang bisa secara langsung dilihat di luar.
4. Sistem pembelajaran menjadi lebih kreatif.
5. Peserta didik mampu mengenal dunia nyata secara lebih luas.







Kelemahan pembelajaran di luar kelas

Meski memberi banyak kelebihan yang bisa didapatkan bagi guru ataupun murid, namun pembelajaran yang dilakukan di luar kelas, juga memiliki kelemahan.

1. Peserta didik menjadi kurang fokus. Hal ini disebabkan oleh banyaknya objek liar yang bisa menarik perhatian mereka secara berlebih dibandingkan dengan objek di dalam kelas yang terbatas.

2. Pengolaan siswa yang menjadi lebih sulit. Hal ini bisa terjadi karena fokus siswa yang menjadi terpecah. Berada di luar tentu membuat mereka bisa secara lebih bebas mengeksplore lingkungan luar sehingga perhatian pada guru akan terpecah.

3. Waktu lebih banyak tersita. Jika didalam kelas, waktu pembelajaran bisa lebih terstruktur sementara di luar kelas, waktunya bisa bertambah menjadi  lebih lama.

4. Munculnya minat siswa yang semu. Kondisi ini bisa terjadi karena ada beberapa objek di luar yang membuat siswa lebih merasa tertarik dibandingkan dengan pelajaran yang disampaikan oleh guru.

5. Guru yang membimbing harus lebih lebih intensif kala mengajar. Saat peserta didik timbul keinginan terhadap objek lain, maka guru harus memberikan bimbingan yang lebih supaya siswa bisa kembali fokus ke pembelajaran.

6. Pembelajaran akan terpecah saat ada siswa lain atau kelompok lain di lingkungan tempat belajar. Ketika proses pembelajaran dilakukan di luar, tekadang ada siswa lain atau mungkin kelompok lain yang berada di tempat yang sama. Hal ini membuat siswa terpecah kosentrasinya sehingga materi ajar yang disampaikan oleh guru tidak sepenuhnya diserap oleh peserta didik.

Tujuan pembelajaran di luar kelas

Beberapa tujuan yang bisa didapatkan dalam melakukan pembelajaran di luar kelas antara lain adalah sebagai berikut.

1. Mampu membuat tiap individu mengembangkan kreativitas serta inisiatif secara personal mereka.
2. Mampu mewujudkan potensi yang dimiliki oleh tiap individu agar jiwa, raga serta spirit dan semangatnya menjadi lebih optimal.
3. Memberi kesempatan untuk peserta didik dalam merasakan secara langsung pada materi yang tengah disampaikan.
4. Membuat peserta didik mampu mengembangkan keterampilan mereka serta ketertarikan siswa pada kegiatan di luar kelas.
5. Membantu mengembangkan hubungan di antara guru dan murid lebih baik dengan beragam pengalaman yang bisa ditemukan di alam bebas.
6. Memberi kesempatan serta pengalaman belajar secara langsung bagi para siswa.
7. Mampu memanfaatkan sumber yang ada di lingkungan luar serta komunitas sekitar sebagai media pembelajaran.
8. Menanamkan pada peserta didik jika dunia merupakan wahana belajar yang mengasikkan.

Dengan banyaknya manfaat belajar di luar ruangan, ada baiknya jika para guru sesekali melakukan pembelajaran di luar ruangan. Hal ini berguna untuk menambah wawasan siswa sekaligus menghindarkan siswa dari rasa bosan belajar di dalam kelas. Hal yang perlu diperhatikan adalah untuk bisa menguasai keadaan supaya siswa tidak terpengaruh dengan kondisi luar.




Manfaat kebun sekolah MI Al-Faat 1 Bara


GAMBAR BERIKUT INI ADALAH TANAMAN DI HALAMAN MI AL-FAAT BARA
DI AMBIL PADA HARI/TANGGAL  SENIN, 19 SEPTEMBER 2016 JAM. 13.45 WITA




Sekolah kita Mis Al-Faat 1 Bara merupakan sekolah yang memiliki lahan luas dan berpotensi untuk menghasilkan berbagai keanekaragaman hayati. Melalui program kecil Sekolah, kami berusaha membuat kebun sekolah. Kebun sekolah merupakan sebuah lingkungan dengan berbagai makhluk hidup di dalamnya.











Ada bunga, ada Ubi Kayu, ada Mentimun, yang kesemuanya melambangkan sungguh indahnya hidup berdampingan. Berbagai macam tanaman tumbuh disana. Ada tanaman obat, ada sayuran, ada buah buahan, dan juga ada bunga-bunga yang masingmasing hayati memiliki manfaat sendiri-sendiri. Selain manfaat dari masing-masing jenis tanaman, kebun sekolah juga dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran yang asyik.







Daun yang berbeda bentuknya, bunga yang berbeda warnanya, itu semua adalah sumber pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Kebun sekolah pun juga sangat menunjang kesejahteraan anggota sekolah. Tanaman cabe diolah menjadi sambal untuk kantin sekolah, jahe diolah untuk sajian minuman hangat bagi bapak/ibu guru, tanaman hias berfungsi sebagai tanaman penghisap racun, budidaya ikan dapat bernilai ekonomi.






Siswa-siswi pun dapat berkreasi dan berapresiasi dengan memanfaatkan apa yang ada dalam kebun sekolah, contohnya membuat puisi berjudul kupu-kupu, membuat karangan deskripsi tentang tanaman, dan lain-lain. Tak hanya itu, dengan kebun sekolah akan tumbuh rasa tanggung jawab dari para siswa-siswi untuk menyiram tanaman dengan rutin, membuat pupuk kompos, menyiangi rumput, dan memilah sampah.











Rasa tanggung jawab yang tumbuh pada diri para siswa akan menarik siswa untuk mencintai alam dan lingkungannya lagi, menikmati hasil kerja, mengkonsumsi buah dan sayuran, serta mencegah kebiasaan mengkonsumsi makanan instant. Subhanalloh… sungguh besar karunia Alloh jika kita mampu melestarikan dan menjaganya. Semoga kebun sekolahku menjadi kesejahteraan bagiku, teman-teman ku, dan anak-anakku di masa depan. Amin. (Reni Anggraini.S.Pd)























Ayo Masuk Madrasah


Pentingnya Mendampingi Anak di Hari Pertama Masuk Sekolah




Hari pertama sekolah adalah peristiwa penting bagi anak-anak. Begitu penting sehingga banyak yang mengingatnya sampai dewasa, termasuk saya.
Saat pertama memasuki Taman Kanak-kanak puluhan tahun lalu, saya termasuk yang enggan dan gentar memasuki masa sekolah. Saya takut anak-anak lain akan nakal kepada saya, gurunya galak, atau pelajarannya sulit.
Kekhawatiran saya barangkali beralasan. Saya termasuk anak yang jarang bergaul di luar lingkungan keluarga.







Minggu pertama sekolah telah terlewati. Anak mulai belajar mengelola diri mengikuti ritme kegiatan yang berhubungan dengan sekolah. Para orangtua kembali berkecimpung dalam mendukung proses belajar formal anak. Sekolah yang tadinya sempat kosong, kini mulai penuh dengan para siswa yang antusias belajar. Apa informasi dan pengalaman yang Ayah Ibu dapatkan dalam minggu pertama sekolah anak?






Salah satu sumber informasi berharga yang bisa kita dapatkan, bersumber dari hari pertama sekolah anak. Sebenarnya, apapun momennya, hari pertama biasanya mendapatkan sorotan. Misalnya saja, hari pertama presiden bekerja. Nah, apalagi hari pertama anak kita bersekolah, seharusnya kita sebagai orang terdekat anak bisa memusatkan perhatian, baik saat mempersiapkan anak menghadapi hari pertama sekolah – entah kembali atau untuk pertama kalinya bersekolah – pula mengamati berbagai hal sepanjang hari itu.






Kehadiran Bapak di hari pertama sekolah itu seperti menegaskan bahwa telah terjadi pengertian antara pihak sekolah dengan Bapakku sehingga aku akan baik-baik saja.
Kejadian yang jauh berbeda saya alami bertahun-tahun kemudian saat saya mengantar anak sulung saya ke sekolah di hari pertama. Meski usianya lebih muda karena baru memasuki kelompok bermain, namun anak saya sangat antusias ingin sekolah.




Featured Post

“GURU ADALAH PETANI”

  “GURU ADALAH PETANI”  (Sebuah Refleksi dan Filosofi Ki Hajar Dewantara) Dmp,19-08-2022. Salam Sehat dan tetap semangat Bapak/Ibu Calon P...

oke