Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
|
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini. |
KAMMI (
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia)adalah sebuah
organisasi mahasiswa muslim yang lahir di era reformasi yaitu tepatnya tanggal 29 Maret 1998 di Malang. Anggotanya tersebar di hampir seluruh PTN/PTS di
Indonesia.
Saat ini, kader KAMMI sudah mampu menjadi pemimpin kampus (Ketua BEM)
hampir di 300 kampus. Selain itu, memiliki cabang juga di
Jepang.
Latar Belakang Berdirinya KAMMI
KAMMI
muncul sebagai salah satu kekuatan alternatif Mahasiswa yang berbasis
mahasiswa Muslim dengan mengambil momentum pada pelaksanaan Forum
Silahturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FS-LDK) X se-Indonesia yang
diselenggarakan di
Universitas Muhammadiyah Malang
(UMM). Acara ini dihadiri oleh 59 LDK yang berafiliasi dari 63 kampus
(PTN-PTS) diseluruh Indonesia . Jumlah peserta keseluruhan kurang lebih
200 orang yang notabenenya para aktivis dakwah kampus. KAMMI lahir pada
ahad tanggal
29 Maret 1998 PK.13.00 wib atau bertepatan dengan tanggal 1 Dzulhijah 1418 H yang dituangkan dalam naskah
Deklarasi Malang.
KAMMI lahir didasari sebuah keprihatinan yang mendalam terhadap
krisis nasional tahun 1998 yang melanda Indonesia. Krisis kepercayaan
terutama pada sektor kepemimpinan telah membangkitkan kepekaan para
pimpinan aktivis dakwah kampus di seluruh Indonesia yang saat itu
berkumpul di UMM - Malang.
Pemilihan Nama
Pemilihan nama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia yang kemudian
disingkat KAMMI mengandung makna atau memiliki konsekuensi pada
beberapa hal yaitu :
- KAMMI adalah sebuah kekuatan terorganisir yang menghimpun berbagai
elemen Mahasiswa Muslim baik perorangan maupun lembaga yang sepakat
bekerja dalam format proyek gerakan bersama KAMMI.
- KAMMI adalah sebuah gerakan yang berorientasi kepada aksi real dan
sistematis yang dilandasi gagasan konsepsional yang berdasar AL-Qur'an
dan Sunnah mengenai reformasi dan pembentukan masyarakat Islami
(berperadaban).
- Kekuatan inti KAMMI adalah kalangan mahasiswa pada berbagai
stratanya yang memiliki komitmen perjuangan keislaman dan kebangsaan
yang jelas dan benar.
- Visi gerakan KAMMI dilandasi pemahaman akan realitas bangsa
Indonesia dengan berbagai kemajemukannya, sehingga KAMMI akan bekerja
untuk kebaikan dan kemajuan bersama rakyat, bangsa dan tanah air
Indonesia.
Logo KAMMI
Tafsir lambang KAMMI pertama kali di bahas di Muktamar Lampung
tepatnya oleh Komisi C. Pembuat draft tafsir lambang KAMMI adalah Yuli
Widy Astono yang ketika itu masih menjabat ketua KAMMI Bogor.
- Warna Dasar Putih melambangkan kesucian.
- Globe Warna Biru Laut melambangkan da’wah universal yang mencakup bumi Allah di manapun kita berada.
- Tangan Kanan yang Mengangkat Globe melambangkan da’wah KAMMI menggunakan kekuatan dalam mengemban da’wah ini.
- Lima Bunga Mawar Warna Merah yang Mengelilingi Tangan melambangkan
kelembutan dalam berda’wah dan jumlah Lima Kuntum Bunga Mawar
melambangkan Rukun Islam.
- Gradasi Warna Hijau melambangkan tahapan – tahapan da’wah KAMMI dalam membumikan ajaran Islam di Bumi Allah.
Status, Identitas Dan Peran
KAMMI adalah organisasi ekstra kampus yang menghimpun mahasiswa
muslim seluruh Indonesia secara lintas sektoral, suku, ras dan golongan.
KAMMI menghimpun segenap mahasiswa muslim Indonesia yang bersedia
bekerjasama membangun negara dan bangsa Indonesia. KAMMI berperan
sebagai wadah dan mitra bagi mahasiswa Indonesia yang ingin menegakkan
keadilan dan kebenaran dalam wadah negara hukum Indonesia melalui
tahapan pembangunan nasional yang sehat dan bertanggung jawab.
KAMMI mengambil peran sebagai mitra bagi masyarakat dalam upaya-upaya
pembangunan masyarakat sipil, demokratisasi dan pembangunan
kesatuan/persaudaraan ummat dan bangsa melalui pendampingan/advokasi
sosial, kritisi/konstruktif terhadap kebijakan negara yang
memarginalisasi masyarakat.
Perjalanan Kepengurusan
Kepengurusan pertama adalah periode Al-Akh Fahri Hamzah, yakni sejak
Deklarasi sampai Muktamar I di Bekasi pada bulan November 1998. Periode
ini memfokuskan aktivitasnya kepada aktualisasi jaringan nasional untuk
mengambil peran historis secara heroik dalam proses reformasi di
Indonesia, yakni dengan menggiatkan aksi secara simultan, merata,
kontinyu, dan menegaskan komitmen reformasi yang jelas. Periode ini
adalah masa launching ke hadapan publik dan positioning awal KAMMI
sebagai elemen gerakan mahasiswa yang diharap selalu mengambil peran
terdepan dalam perjalanan sejarah Indonesia.
Periode kedua adalah masa Al-Akh Fitra Arsil, yang terpilih untuk
menggantikan akh Fahri dalam Muktamar I dan menjalankan amanah sampai
Muktamar II di Yogyakarta pada bulan November 2000. Periode ini memiliki
tugas untuk secara serius menata infrastruktur organisasi KAMMI yang
establish dan merancang sistem kaderisasi KAMMI yang lebih terstruktur.
Juga melakukan berbagai aksi sosial dan kemanusiaan untuk ikut mengatasi
beban rakyat yang ditimbulkan oleh krisis berkepanjangan.
Periode ketiga adalah masa Al-Akh Andi Rahmat yang terpilih dalam
Muktamar II KAMMI di Yogyakarta dan direncanakan menjabat sampai tahun
2002. Periode ini menekankan pentingnya positioning strategis KAMMI di
tengah pluralitas gerakan yang ingin mewarnai proses transisi di
Indonesia. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, akh Andi Rahmat
menyatakan mundur dari jabatannya pada bulan Maret 2001.
Menyikapi hal tersebut, Badan Permusyawaratan (BP) KAMMI Pusat
berinisiatif untuk menyelenggarakan Muktamar Luar Biasa (MLB) KAMMI di
Bandung pada tanggal 20-22 April 2001. Muktamar tersebut memutuskan
untuk merubah sistem kepemimpinan terpusat menjadi sistem kepemimpinan
kolektif, yang akhirnya memilih sembilan orang sebagai anggota Pimpinan
Pusat (PP) KAMMI, yakni:
- Akbar Zulfakar (Ketua Umum);
- Purwoko Kurniawan (Ketua Kaderisasi);
- Muhammad Badaruddin (Ketua Kastrat);
- Elvis Bakri (Ketua Teritorial/KT I);
Muktamar III Lampung tanggal 1-9 September 2002 memutuskan untuk memilih:
- Muhammad Hermawan, S.Si sebagai Ketua Umum dan
- Fahmi Rusdi, LC sebagai Sekretaris Jendral,
Selain itu juga dipilih anggota Pimpinan Pusat (PP) KAMMI, yakni
- Marwansyah (Ketua Teritorial/KT I);
- Yuli Widi Astono (KT-III);
- Imron Rosyadi (KT-V); dan
Muktamar IV Tahun 2004 Di Samarinda Kalimantan Timur Memutuskan Untuk Memilih
- Yuli Widiastono Sebagai Ketua Umum Dan
- Febriansyah Sebagai Sekretaris Jenderal
Muktamar V Tahun 2006 Di Palembang Sumatera Selatan Memutuskan Untuk Memilih
- Taufiq Amrullah Sebagai Ketua Umum
- Rahman Toha Sebagai Sekretaris Jenderal
Muktamar VI Tahun 2008 di Makassar Sulawesi Selatan Memutuskan Untuk Memilih
- Rahman Toha Sebagai Ketua Umum dan
- Fikri Aziz Sebagai Sekretaris Jenderal
Kepengurusan Akh Rahman Toha ( Amang ) seharusnya sampai 2010,Akan
tetapi memasuki tahun 2009 dan munculnya Momentum politik ( Pemilu
Legislatif dan Pemilu Presiden ) terjadi Gejolak Di internal Organisasi
dan Kader KAMMI. Maka atas desakan Struktur KAMMI Wilayah dan Daerah
maka MPP mengadakan Musyawarah Luar biasa yag di laksanakan tahun 2009
di jakarta.
dalam Musyawarah Luar Biasa KAMMI Memustuskan untuk Mencabut Mandat kepemimpinan akh Rahman toha dan Fikri Aziz. Serta memilih :
- Rijalul Imam Sebagai Ketua Umum
- Deni Priatno Sebagai Sekretaris Jenderal
Muktamar VII Pada tahun 2011 Di Aceh memutuskan :
- Muhammad Ilyas, Lc Sebagai Ketua Umum
- Andriyana, ST Sebagai Sekretaris Jenderal
Prinsip Gerakan Kammi
1. Kemenangan Islam adalah jiwa perjuangan KAMMI
2. Kebathilan adalah musuh abadi KAMMI
3. Solusi Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI
4. Perbaikan adalah tradisi perjungan KAMMI
5. Kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI
6. Persaudaraan adalah watak muamalah KAMMI
Kredo Gerakan
1. Kami adalah orang-orang yang berpikir dan berkendak merdeka. Tidak
ada satu orang pun yang bisa memaksa kami bertindak. Kami hanya
bertindak atas dasar pemahaman, bukan taklid, serta atas dasar
keikhlasan, bukan mencari pujian atau kedudukan.
2. Kami adalah orang-orang pemberani. Hanyalah Allah yang kami
takuti. Tidak ada satu makhluk pun yang bisa menggentarkan hati kami,
atau membuat kami tertunduk apalagi takluk kepadanya. Tiada yang kami
takuti, kecuali ketakutan kepada selain-Nya.
3. Kami adalah para petarung sejati. Atas nama al-haq kami bertempur,
sampai tidak ada lagi fitnah di muka bumi ini. Kami bukan golongan
orang yang melarikan diri dari medan pertempuran atau orang-orang yang
enggan pergi berjihad. Kami akan memenangkan setiap pertarungan dengan
menegakkan prinsip-prinsip Islam.
4. Kami adalah penghitung risiko yang cermat, tetapi kami bukanlah
orang-orang yang takut mengambil risiko. Syahid adalah kemuliaan dan
cita-cita tertinggi kami. Kami adalah para perindu surga. Kami akan
menyebarkan aromanya di dalam kehidupan keseharian kami kepada suasana
lingkungan kami. Hari-hari kami senantiasa dihiasi dengan tilawah,
dzikir, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, diskusi-diskusi
yang bermanfaat dan jauh dari kesia-siaan, serta kerja-kerja yang
konkret bagi perbaikan masyarakat.Kami adalah putra-putri kandung
dakwah, akan beredar bersama dakwah ini ke mana pun perginya, menjadi
pembangunnya yang paling tekun, menjadi penyebarnya yang paling agresif,
serta penegaknya yang paling kokoh.
5. Kami adalah orang-orang yang senantiasa menyiapkan diri untuk masa
depan Islam. Kami bukanlah orang yang suka berleha-leha, minimalis dan
loyo. Kami senantiasa bertebaran di dalam kehidupan, melakukan
eksperimen yang terencana, dan kami adalah orang-orang progressif yang
bebas dari kejumudan, karena kami memandang bahwa kehidupan ini adalah
tempat untuk belajar, agar kami dan para penerus kami menjadi perebut
kemenangan yang hanya akan kami persembahkan untuk Islam.
6. Kami adalah ilmuwan yang tajam analisisnya, pemuda yang kritis
terhadap kebatilan, politisi yang piawai mengalahkan muslihat musuh dan
yang piawai dalam memperjuangkan kepentingan umat, seorang pejuang di
siang hari dan rahib di malam hari, pemimpin yang bermoral, teguh pada
prinsip dan mampu mentransformasikan masyarakat, guru yang mampu
memberikan kepahaman dan teladan, sahabat yang tulus dan penuh kasih
sayang, relawan yang mampu memecahkan masalah sosial, warga yang ramah
kepada masyarakatnya dan responsif terhadap masalah mereka, manajer yang
efektif dan efisien, prajurit yang gagah berani dan pintar bersiasat,
prajurit, diplomat yang terampil berdialog, piawai berwacana, luas
pergaulannya, percaya diri yang tinggi, semangat yang berkobar tinggi.
Jaringan KAMMI
Sampai saat ini KAMMI terdiri dari 17 KAMMI Wilayah 72 KAMMI Daerah
500 komisariat di seluruh propinsi di Indonesia dan 3 KAMMI Luar Negeri
di 2 negara.
Ke-16 KAMMI Wilayah Tersebut Adalah :
NAD,
Sumut,
Sumbarikep,
Sumbagsel,
Megapolitan,
Jawa Barat,
Jawa Tengah,
DIY,
Jatim Bali,
Nusa raya,
Kalimantan,
Sulselabar,
sulutenggo,
Sulut,
Maluku,
Maluku Utara,
Papua
Ke-72 KAMMI Daerah tersebut adalah:
Aceh Besar,
Banda Aceh,
Aceh Utara,
Sumsel/
Palembang,
Lampung,
Banten,
Tangerang Selatan,
Bekasi,
Jakarta,
Bogor,
Depok,
Bandung,
Garut,
Tasikmalaya,
Ciamis,
Subang,
Purwakarta,
Cirebon,
indramayu,
Kaltim/
Samarinda,
Sukabumi,
Kalbar/
Pontianak,
Kalteng/
Palangkaraya,
Kalsel/
Banjarmasin,
Purwokerto,
Malang,
Kota Yogyakarta,
Sleman,
Bantul,
Solo,
Malang,
Jember,
Semarang,
Surabaya,
Madiun,
Jombang,
NTB/
Mataram,
Gorontalo,
tual,
Buru,
Ambon,
maluku tengah,
Halsel,
ternate,
Jambi,
Bengkulu,
Riau,
Sumbar/
Padang,
Medan,
Papua,
Bali,
Makasar,
sulbar,
NTT/
Kupang,
Sulteng/
Palu,
Gorontalo,
Sultra/
Kendari,
Sulut/
Manado,
Cirebon
Sedangkan 3 KAMMI Luar Negeri adalah:
Jepang,
Timur Tengah dan
Jerman (
Eropa)