Media dan Perpolitikan Kita

 
Media punya andil besar dalam mengedukasi masyarakat. Peran yang sangat strategis itu menempatkan media sebagai salah satu fitur demokrasi setelah kekuasaan ekskutif, legislatif dan yudikatif. Ia semacam jembatan perantara antara penguasa dan rakyat. Keberaadaanya tidak hanya sebatas sarana komunikasi antara rakyat dan penguasa, tetapi lebih jauh dari itu sebagai sarana check and balances bagi pemerintahan. Media masa juga sebagai institusi penting dalam pranata demokrasi, sebagai media untuk mempublikasikan kebijakan pemerintah. Hal ini menuntut independensi media massa serta mampu menyajikan informasi secara objektif dan transparan.

Sebaliknya, media juga memiliki peran sentral dalam mengaburkan kebenaran di tengah masyarakat. Media yang terkooptasi kepentingan penguasa akan cendrung menyajikan informasi yang tidak transparan dan objektif. Biasanya daya kritis media yang sudah terkooptasi kepentingan akan lumpuh, karena keberadaanya dikendalikan dan akan menjadi corong  titah penguasa. Penguasa yang mampu mengendalikan media berpotensi otoriter dan represif. Karena tidak ada media yang mengkritisi kebijakanya yang tidak pro rakyat.

Polariasi politik pasca pilpres yang melahirkan kekuatan politik konservatif yang di wakili KMP dan kekuatan politik liberal yang di wakili KIH. Polariasi ini juga di ikuti oleh Media dalam setiap penyajian informasi. Media sudah kehilangan jati diri dan profesionalitasnya. Ia cendrung mengikuti arah angin perpolitikan nasional. Indikator-indikator tersebut menjelaskan kepada kita bahwa media sudah terkooptasi kepentingan politik. Dan media  sudah terlampau jauh dan terlibat aktif dalam praktek politik praktis. Parahnya, polariasi tersebut sampai kepada cara berpikir masyarakat dalam menyikapi setiap kebijakan penguasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

“GURU ADALAH PETANI”

  “GURU ADALAH PETANI”  (Sebuah Refleksi dan Filosofi Ki Hajar Dewantara) Dmp,19-08-2022. Salam Sehat dan tetap semangat Bapak/Ibu Calon P...

oke