Surat KECIL ” untuk menteri
pendidikan terkait penghapusan mata pelajaran TIK
oleh : Guru MI Al-Faat Bara Dompu (madrasah desa terpencil)
Assalamualikum Wr.
Wb. Saya prihatin dengan TIK (ICT) di Kurikulum 2013, apalagi setelah berdiskusi dan bertemu dengan guru-guru TIK
dari berbagai daerah di Seminar AGTIKKNAS di Gedung A Senayan tanggal 26 April
2014 yang lalu. Saya melihat guru TIK & TIK di sekolah sebagai kunci dan
aset yang sangat strategis untuk bangsa Indonesia ke depan. Khususnya untuk
memenuhi hak azasi bangsa menjadi pandai dan dapat mengeksplorasi pengetahuan
tanpa dibatasi oleh struktur sekolah, ruang kelas, bangunan dan waktu. Ini
penting karena sistem pendidikan konvensional, hanya mampu menjamin 10% dari
bangsa menjadi sarjana. 90% lainnya harus gigit jari karena dibatasi oleh
ruang, waktu dan biaya. Saya bermimpi agar ada pemberdayaan guru TIK untuk
mentransformasikan sekolah menjadi e-learning/e-school tanpa menjadikan para
guru TIK sebagai sales tanpa dibayar oleh vendor software proprietary yang
tidak open source. Ini sangat penting agar bangsa ini menjadi Berdaulat dan
Merdeka tidak dijajah software proprietary yang tidak open source. Semoga
keberadaan e-school bisa membantu menaikan throughput pendidikan agar anak kita
yang masuk SD dapat jaminan menjadi sarjana 16 tahun kemudian. Saya prihatin
mendengarkan cerita guru TIK yang harus menjelma menjadi guru BK, guru-guru mapel
lain, bahkan menjadi jajaran birokrasi di Dinas. DIKNAS kehilangan aset yang
luar biasa dan harus memulai banyak hal dari NOL jika ini dibiarkan. DIKNAS
harus cepat mengubah arah gerakan ini agar fondasi pendidikan tidak goyah dan
mampu untuk mendukung perubahan bangsa menuju knowledge based society. Usulan
penguatan pondasi pendidikan yang terkait TIK adalah: Mata Pelajaran TIK tetap
di pertahankan. Lebih baik lagi jika di kembang untuk menunjang transformasi
seluruh sekolah menjadi e-learning / e-school. Ubah isi mata pelajaran TIK
menjadi penunjang explorasi pengetahuan siswa. Dengan kondisi yang ada di
sekolah terutama di daerah, tidak mungkin kita mengandalkan guru-guru mata
pelajaran normal untuk membantu explorasi pengetahuan berbasis TIK. Saran saya,
ubah isi TIK dari skill menggunakan komputer menjadi keterampilan untuk
explorasi pengetahuan, seperti, simulasi berbagai bidang ilmu, akses ke
e-library, online learning menggunakan moodle, dll. Berdayakan guru TIK agar
mendukung explorasi pengetahuan & e-learning berbasis open source. Proses
transformasi sekolah menjadi sekolah berbasis TIK hanya dimungkinkan jika kita
memberdayakan dengan baik guru TIK. Kita perlu menyiapkan modul sekolah
berbasis TIK dan Training of Trainer bagi para guru TIK bahkan menyekolahkan
mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Saya yakin di akhir masa jabatan Pak Nuh
sebagai MENDIKNAS akan legowo dan berbesar hati untuk menanamkan fondasi yang
kuat dalam dunia pendidikan agar bangsa ini dapat menjadi bangsa yang besar di
wilayah Asia Tenggara. Semoga Allah memberikan kekuatan dan membalas budi baik
Pak Nuh. Wassalam Wr. Wb.
Muhasir, S.Pd
Guru
Kelas di MI Al-Faat Dompu NTB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar