.:: HUBUNGAN SEKS JUSTRU
PERLANCAR PERSALINAN ::.
Hamil bukan halangan berhubungan intim. Asal tahu posisi yang nyaman dan aman, suami istri masih bisa menikmatinya.
Hubungan seks yang memiliki tiga fungsi, yakni fungsi reproduksi (keturunan), rekreasi, dan ekspresi cinta merupakan kebutuhan setiap suami istri. Fungsi yang terakhir biasanya dibutuhkan wanita hamil. Selain itu dengan berhubungan intim, wanita hamil dengan tubuh membesar akan merasa dirinya makin dicintai suaminya. Sedang bagi suami, ini merupakan sebuah kebanggaan tersendiri karena dianggap mampu memberikan keturunan. Ekspresi cinta itulah yang dibutuhkan kedua pasangan ini untuk semakin mempererat hubungan pasutri mereka.
Lantas sejauh mana hubungan intim ini aman, khususnya bagi wanita hamil? Menurut Konsultan Seks dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG,. selama dokter kandungan tidak mengatakan rawan keguguran, rentan perdarahan, berisiko pecah ketuban, atau ari-ari janin berada di bawah, hubungan intim aman untuk dilakukan. Saran Boyke lagi, jangan segan dan banyak bertanya kepada dokter kandungan dan lakukanlah konsultasi itu minimal sebulan sekali.
♦ Sperma Bikin Perut Mulas ♦
Tidak hanya untuk memenuhi ekspresi cinta, jika di usia kandungan 39-40 minggu ibu hamil tidak juga merasakan tanda-tanda persalinan pancinglah dengan melakukan hubungan intim juga bisa memancing.
Berdasarkan penelitian, sperma pria yang mengadung prostaglandin bisa mengakibatkan kontraksi pada rahim dan menyebabkan mulut rahim terbuka, selain itu bisa juga membuat perut Si Ibu terasa mulas. Sayangnya, banyak ibu hamil yang mengira salah satu penyebab keguguran adalah dikarenakan hubungan intim. Padahal, mulas dari prostaglandin tidak sampai menyebabkan keguguran, lho. “Jadi jangan disalahkan seksnya. Itu (keguguran, Red.) bisa saja terjadi karena letak rahimnya yang tidak normal (kandungan lemah), ada kelalaian pada rahim (moima atau kista), atau kelainan pada bayi (kromosom, ari-ari). Seksnya sendiri tidak mengganggu, kok, sekalipun pasutri melakukannya dengan sangat bersemangat,” terang Boyke.
♦ Bisa Tiap Hari ♦
Berapa kali sebaiknya wanita hamil melakukan hubungan intim, itu tergantung dari kebutuhan wanita hamil tersebut. Di awal kehamilan, hormon pada ibu hamil membuat beberapa wanita hamil lebih doyan melakukan hubungan intim. Dorongan seksual itu juga muncul dari suami yang merasa istrinya terlihat lebih seksi saat sedang hamil (misalnya karena tak tahan melihat payudara dan bokong istrinya yang membesar).
Saran Boyke, terima semuanya itu sebagai kewajaran. “Seberapa seringnya tidak ada batasan. Semuanya on demand (sesuai kebutuhan). Kadang ada suami yang merasa takut istrinya tidak merasa nyaman, tapi di sisi lain istrinya pengin . Ya, lakukan saja. Saya pernah punya pasien yang pada saat hamil melakukan hubungan intim sampai 12 kali dalam sehari. Tingginya dorongan seksual itu dikarenakan istri merasa lebih bahagia dan menganggap dirinya lebih sempurna di saat hamil.“
♦ Posisi yang Aman ♦
Saat sedang hamil, kadang Si Ibu merasa perlu berhati-hati melakukan segala sesuatu, khususnya berhubungan intim. Nah agar tidak sampai salah tindakan, berikut posisi hubungan intim yang aman bagi wanita hamil:
1 Di usia kehamilan muda (0-12 minggu), menurut Boyke, posisi apapun masih sangat aman dan boleh dilakukan.
2. Sedang jika usia kandungannya di atas 12 minggu, ada baiknya istri mengonsultasikan ke dokter kandungan untuk melihat kondisi kehamilannya. Biasanya sih dalam usia kandungan ini, posisi menyamping (sideways ), menungging (doggy position ), dan duduk (woman on back ) masih aman dan lebih dianjurkan untuk dilakukan. “Posisi ini masih nyaman bagi istri. Pokoknya selama dokter kandungan mengatakan aman, lakukan saja,” ujar Boyke.
3. Jika sudah mendekati usia 29-36 minggu (jelang persalinan), lebih dianjurkan untuk melakukan posisi miring (spooning ) atau duduk (sitting , woman on top ). “Doggy style /rear entry juga masih boleh, tapi kalau Si Istri merasa perutnya keberatan atau sakit, coba tahan perutnya dengan bantal untuk mendapatkan posisi nyaman.”
Kenapa Menolak?
Kehamilan itu indah, begitu juga dengan seks. Jadi selama dokter mengatakan aman, lakukanlah seks sesuai dengan kebutuhan. Jangan menjadikan kehamilan sebagai alasan untuk menolak hubungan seksual. Suami juga jangan menjadikan penolakan istri sebagai alasan mencari “jajanan” di luar. Lebih baik, lakukan komunikasi dua arah. Rundingkan soal posisi-posisi berhubungan intim yang membuat Anda dan pasangan merasa aman dan nyaman.
Namun tak jarang juga saat sedang hamil, ada istri yang tidak mau “disentuh” suaminya. Alasannya bisa jadi karena:
Termakan mitos yang mengatakan janinnya akan keguguran jika perut hamilnya tersentuh saat berhubungan seks. Ini jelas pandangan yang salah.
Seks sering dijadikan kambing hitam. Jika ada sesuatu terjadi pada kandungan, ibu hamil sering menyalahkan seks. Inilah yang kemudian membuat wanita hamil takut melakukan hubungan seksual.
Terlalu berhati-hati melakukan sesuatu kala hamil. Usahakan rileks saja.
Ada yang bilang, turunnya dorongan seks pada wanita hamil dikarenakan hormon. Yang benar, dorongan itu turun karena ngidam dan mual yang berat. Seringkali ibu hamil berkata, “Boro-boro mau berhubungan seks, wong aku aja sedikit-sedikit muntah. Masak kondisi begini aku masih harus melayani suami!”
Sejak istri hamil, suami kurang perhatian dan membuat istri merasa sendiri. Tapi, ketika butuh seks, suaminya (tanpa merasa bersalah) meminta. Jadi untuk membalasnya, istri menolak suami untuk melakukan pembalasan secara psikologi.
Hamil bukan halangan berhubungan intim. Asal tahu posisi yang nyaman dan aman, suami istri masih bisa menikmatinya.
Hubungan seks yang memiliki tiga fungsi, yakni fungsi reproduksi (keturunan), rekreasi, dan ekspresi cinta merupakan kebutuhan setiap suami istri. Fungsi yang terakhir biasanya dibutuhkan wanita hamil. Selain itu dengan berhubungan intim, wanita hamil dengan tubuh membesar akan merasa dirinya makin dicintai suaminya. Sedang bagi suami, ini merupakan sebuah kebanggaan tersendiri karena dianggap mampu memberikan keturunan. Ekspresi cinta itulah yang dibutuhkan kedua pasangan ini untuk semakin mempererat hubungan pasutri mereka.
Lantas sejauh mana hubungan intim ini aman, khususnya bagi wanita hamil? Menurut Konsultan Seks dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG,. selama dokter kandungan tidak mengatakan rawan keguguran, rentan perdarahan, berisiko pecah ketuban, atau ari-ari janin berada di bawah, hubungan intim aman untuk dilakukan. Saran Boyke lagi, jangan segan dan banyak bertanya kepada dokter kandungan dan lakukanlah konsultasi itu minimal sebulan sekali.
♦ Sperma Bikin Perut Mulas ♦
Tidak hanya untuk memenuhi ekspresi cinta, jika di usia kandungan 39-40 minggu ibu hamil tidak juga merasakan tanda-tanda persalinan pancinglah dengan melakukan hubungan intim juga bisa memancing.
Berdasarkan penelitian, sperma pria yang mengadung prostaglandin bisa mengakibatkan kontraksi pada rahim dan menyebabkan mulut rahim terbuka, selain itu bisa juga membuat perut Si Ibu terasa mulas. Sayangnya, banyak ibu hamil yang mengira salah satu penyebab keguguran adalah dikarenakan hubungan intim. Padahal, mulas dari prostaglandin tidak sampai menyebabkan keguguran, lho. “Jadi jangan disalahkan seksnya. Itu (keguguran, Red.) bisa saja terjadi karena letak rahimnya yang tidak normal (kandungan lemah), ada kelalaian pada rahim (moima atau kista), atau kelainan pada bayi (kromosom, ari-ari). Seksnya sendiri tidak mengganggu, kok, sekalipun pasutri melakukannya dengan sangat bersemangat,” terang Boyke.
♦ Bisa Tiap Hari ♦
Berapa kali sebaiknya wanita hamil melakukan hubungan intim, itu tergantung dari kebutuhan wanita hamil tersebut. Di awal kehamilan, hormon pada ibu hamil membuat beberapa wanita hamil lebih doyan melakukan hubungan intim. Dorongan seksual itu juga muncul dari suami yang merasa istrinya terlihat lebih seksi saat sedang hamil (misalnya karena tak tahan melihat payudara dan bokong istrinya yang membesar).
Saran Boyke, terima semuanya itu sebagai kewajaran. “Seberapa seringnya tidak ada batasan. Semuanya on demand (sesuai kebutuhan). Kadang ada suami yang merasa takut istrinya tidak merasa nyaman, tapi di sisi lain istrinya pengin . Ya, lakukan saja. Saya pernah punya pasien yang pada saat hamil melakukan hubungan intim sampai 12 kali dalam sehari. Tingginya dorongan seksual itu dikarenakan istri merasa lebih bahagia dan menganggap dirinya lebih sempurna di saat hamil.“
♦ Posisi yang Aman ♦
Saat sedang hamil, kadang Si Ibu merasa perlu berhati-hati melakukan segala sesuatu, khususnya berhubungan intim. Nah agar tidak sampai salah tindakan, berikut posisi hubungan intim yang aman bagi wanita hamil:
1 Di usia kehamilan muda (0-12 minggu), menurut Boyke, posisi apapun masih sangat aman dan boleh dilakukan.
2. Sedang jika usia kandungannya di atas 12 minggu, ada baiknya istri mengonsultasikan ke dokter kandungan untuk melihat kondisi kehamilannya. Biasanya sih dalam usia kandungan ini, posisi menyamping (sideways ), menungging (doggy position ), dan duduk (woman on back ) masih aman dan lebih dianjurkan untuk dilakukan. “Posisi ini masih nyaman bagi istri. Pokoknya selama dokter kandungan mengatakan aman, lakukan saja,” ujar Boyke.
3. Jika sudah mendekati usia 29-36 minggu (jelang persalinan), lebih dianjurkan untuk melakukan posisi miring (spooning ) atau duduk (sitting , woman on top ). “Doggy style /rear entry juga masih boleh, tapi kalau Si Istri merasa perutnya keberatan atau sakit, coba tahan perutnya dengan bantal untuk mendapatkan posisi nyaman.”
Kenapa Menolak?
Kehamilan itu indah, begitu juga dengan seks. Jadi selama dokter mengatakan aman, lakukanlah seks sesuai dengan kebutuhan. Jangan menjadikan kehamilan sebagai alasan untuk menolak hubungan seksual. Suami juga jangan menjadikan penolakan istri sebagai alasan mencari “jajanan” di luar. Lebih baik, lakukan komunikasi dua arah. Rundingkan soal posisi-posisi berhubungan intim yang membuat Anda dan pasangan merasa aman dan nyaman.
Namun tak jarang juga saat sedang hamil, ada istri yang tidak mau “disentuh” suaminya. Alasannya bisa jadi karena:
Termakan mitos yang mengatakan janinnya akan keguguran jika perut hamilnya tersentuh saat berhubungan seks. Ini jelas pandangan yang salah.
Seks sering dijadikan kambing hitam. Jika ada sesuatu terjadi pada kandungan, ibu hamil sering menyalahkan seks. Inilah yang kemudian membuat wanita hamil takut melakukan hubungan seksual.
Terlalu berhati-hati melakukan sesuatu kala hamil. Usahakan rileks saja.
Ada yang bilang, turunnya dorongan seks pada wanita hamil dikarenakan hormon. Yang benar, dorongan itu turun karena ngidam dan mual yang berat. Seringkali ibu hamil berkata, “Boro-boro mau berhubungan seks, wong aku aja sedikit-sedikit muntah. Masak kondisi begini aku masih harus melayani suami!”
Sejak istri hamil, suami kurang perhatian dan membuat istri merasa sendiri. Tapi, ketika butuh seks, suaminya (tanpa merasa bersalah) meminta. Jadi untuk membalasnya, istri menolak suami untuk melakukan pembalasan secara psikologi.
Note : Catatan/tulisan ini
dibuat bukan untuk tujuan pornografi atau melegalkan perzinahan. Ini hanyalah
sebagai sumber informasi dan sarana berbagi ilmu bagi yang sudah menikah atau
hendak menikah (sebentar lagi menikah). Di luar itu, kami tidak
bertanggungjawab atas penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar