PERUMUSAN SASARAN JANGKA PANJANG DAN STRATEGI INDUK


DAN STRATEGI INDUK



MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Fattah Syukur, M.Ag

                                                                                                                              


 
















oleh :

Muhasir
Nim : 1703038021
           





PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2018


PERUMUSAN SASARAN JANGKA PANJANG
DAN STRATEGI INDUK
Oleh : Muhasir
A.      Pendahuluan
Perumusan manajemen mutu pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan/madrasah hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah/madrasah sebagai manajer pendidikan. Para pengelola pendidikan (kepala sekolah/madrasah, kepala dinas pendidikan) sebagai eksekutif modern saat ini harus mampu mengamati dan merespons segenap tantangan yang dimunculkan oleh lingkungan eksternal baik yang dekat maupun yang jauh. Fatah Syukur menjelaskan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat akibat revolusi industri,[1]
Pada lingkungan internal tiap-tiap lembaga sekolah/madrasah sudah banyak merumuskan program sasaran dalam bidang pengembangan dunia pendidikan islam, seperti sasaran nya dalam kegiatan program kerja contohnya pada bidang personalia, seperti Pimpinan Yayasan, Kepala sekolah, Bendahara, Wakil Kamad, Kurikulum, Kepegsis, Humas, Sarana, Tata usaha dan Pustakawam. Pada program internal ini pihak lembaga pendidikan/sekolah/madrasah terus melakukan struktur hubungan yang di istilahkan adalah hubungan-hubungan madrasah, seperti : Hubungan madrasah dengan komite madrasah , hubungan madrasah dengan masyarakat/orang tua, hubungan madrasah dengan dewan guru. Sedangkan dalam lingkunagn eksternal dekat adalah lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung pada operasional lembaga pendidikan, seperti berbagai potensi dan keadaan dalam bidang pendidikan yang menjadi konsentrasi usaha sekolah itu sendiri, situasi persaingan, situasi pelanggan pendidikan, dan pengguna lulusan. Kesemuanya berpengaruh pada penentuan strategi yang diperkirakan mendukung sekolah mencapai tujuannya. Lingkungan eksternal yang jauh adalah berbagai kekuatan dan kondisi yang muncul di luar lingkungan eksternal yang dekat meliputi keadaan sosial ekonomi, politik, keamanan nasional, perkembangan teknologi, dan tantangan global. Secara tidak langsung berpengaruh terhadap penyelenggaraan sistem pendidikan di suatu sekolah.
Faktor lingkungan internal dan eksternal perlu diantisipasi, dipantau, dinilai, dan disertakan sedemikian rupa ke dalam proses pengambilan keputusan eksekutif. Para pengambil keputusan, termasuk di dalamnya kepala sekolah maupun pengelola pendidikan lainnya seringkali terpaksa mengalahkan tuntutan kegiatan interen dan eksteren lembaga pendidikan demi melayani bermacam kepentingan seperti urusan rutin, dinas, bekerja harus selalu di bawah petunjuk atau pedoman kerja yang ditetapkan oleh birokrasi tanpa mempertimbangkan kebutuhan eksternal organisasi yang terus berubah, sehingga proses pengambilan keputusan seringkali tidak maksimal dalam menghasilkan keputusan-keputusan strategis. Akibatnya persoalan aktual lembaga pendidikan yang dihadapi tidak dapat terselesaikan secara maksimal.
Pengamatan dan penilaian yang dilakukan secara simultan terhadap lingkungan eksternal dan internal lembaga pendidikan memungkinkan para pengelola pendidikan mampu mengidentifikasi berbagai jenis peluang yang ada untuk dapat merumuskan dan mengimplementasikan berbagai rencana pendidikan secara berhasil. Rancangan yang bersifat menyeluruh ini dapat dilakukan melalui proses tindakan yang dikenal sebagai manajemen strategik.[2]
B.       Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah perumusan sasaran jangka panjang ?
2.      Bagaimakah penentuan strategi induk?

C.      Pembahasan
1.        Penentuan Sasaran Jangka Panjang
Menurut Syafruddin sagala terdapat lima langkah formulasi strategi, yaitu (1) perumusan misi (mision determination) yaitu pencitraan bagaimana sekolah seharusnya bereksitensi, (2) asesmen lingkungan eksternal (environmental external assessment) yaitu mengakomodasikan kebutuhan lingkungan akan mutu pendidikan yang dapat disediakan oleh sekolah; (3) asesmen organisasi (organization assesment) yaitu merumuskan dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal; (4) perumusan tujuan khusus (objective setting) yaitu penjabaran dari pencapaian misi sekolah yang ditampakkan dalam tujuan sekolah dan tujuan tiap-tiap mata pelajaran; dan (5) penentuan strategi (strategi setting) yaitu memilih strategi paling tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menyediakan anggaran, sarana dan prasarana, maupun fasilitass yang dibutuhkan untuk itu.[3]
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diberikan tugas untuk mewujdkan tujuan pendidikan nasional harus menjalan kan perannya dengan baik. Dalam menjalankan peran sebagai lembaga pendidikanini, sekolah harus dikelola dengan baik agar dapat mewujud kan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dengan optimal. Pengelolaan sekolah yang tidak professional dapat menghambat proses pendidikan yang sedang berlangsung dan dapat menghambat langkah sekolah dalam menjalankan fungsi nya sebagai lembaga pendidian formal.
Agar pengelolaan sekolah tersebut dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan rencana strategis sebagai suatu upaya/cara untuk mengendalikan organisasi (sekolah) secara efektif dan efisien, sampai kepada kepada implementasi garis terdepan, sedemikian rupa sehingga tujuan dan sasarannya tercapai.  Perencanaan strategis merupakan landasan bagi sekolah dalam menjalankan proses pendidikan. Komponen dalam perencanaan strategis paling tidak terdiri dari visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran). Perumusan terhadap visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi tersebut harus dilakukan pengelola sekolah, agar sekolah memiliki arah kebijakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan yang diharapkan.[4]

Berbicara mengenai sasaran berarti membicarakan mengenai tujuan yang telah ditetapkan dan akan dicapai. Tujuan organisasi menurut Etzioni mencakup beberapa fungsi di antaranya memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan masa akan datang yang senantiasa berusaha dikejar dan diwujudkan oleh organisasi. Etizioni selanjutnya menegaskan bahwa tujuan organisasi adalah keadaan yang dikehendaki pada masa akan datang yang senantiasa dikejar organisasi agar direalisasikan.[5] Liang Gie menyatakan tujuan organisasi menentukan bidang kerja, terutama mengenai macam serta volume pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Bidang kerja itu selanjutnya akan menentukan tenaga kerja (SDM) yang diperlukan yaitu mengenai banyaknya (kuantitas), persyaratannya (kualitas), dan kesehatannya.[6] Bidang kerja juga menentukan jumlah dan jenis fasilitas yang diperlukan dalam organisasi yang berpangkal pada tujuan sekolah. Tujuan adalah adanya kesepakatan umum mengenai misi sekolah dan sumber legitiminasi yang membenarkan setiap kegiatan sekolah, serta eksistensi (keberadaan aktual) sekolah itu sendiri. Selain tujuan berfungsi sebagai patokan yang dapat digunakan seluruh personal sekolah maupun kalangan luar untuk manilai keberhasilan sekolah, misalnya mengenai efektifitas mapupun efisiensi. Tujuan sekoah juga berfungsi sebagai tolok ukur bagi para ilmuwan bidang organisasi guna mengetahui seberapa suatu organisasi sekolah berjalan secara baik. Tujuan dalam organisasi sekolah menciptakan sejumlah pedoman bagi landasan kegiatan sekolah yang menggambarkan keadaan masa datang.[7]
Berbagai cara teknis penentuan tujuan organisasi, seperti penentuan tujuan secara formal melalui pemungutan suara, yang mungkin dapat ditetapkan oleh beberapa pimpinan sekolah, atau ditetapakan sendiri oleh individu yang memiliki dan mengelola organisasi, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa tujuan sekolah dilihat dari sudut manjemen strategis adalah memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan masa akan datang yang menghasilkan kesepakatan umum merupakan sumber legitmasi yang membenarkan setiap kegiatan sekolah mengenai misi dalam menentukan bidang kerja, macam dan volume pekerjaan yang harus dilakukan dan menantiasa berusaha dikejar dan diwujudkan oleh sekolah, serta eksistensi sekolah itu sendiri.[8]
Adapun arti tujuan jangka panjang adalah sasaran jangka panjang yang ditentukan sebagai hasil akhir spesifik yang ingin dicapai sebuah organisasi dengan melakukan misi. Jangka panjang berarti lebih dari satu tahun. Sasaran perlu untuk keberhasilan organisasi karena menyatakan arah, membantu dalam evaluasi, menciptakan sinergi, mengungkap kan prioritas, memfokus kan koordinasi, dan menyediakan dasar untuk perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan aktivitas secara efektif. Sasaran harus menantang, dapat diukur, konsisten, pantas, dan jelas.[9]
Menurut R.A. Johnson Sasaran jangka panjang ini juga dapat berfungsi sebagai tolok ukur keberhasilan sekolah, adapun kriteria yang digunakan sebagai pengukur keberhasilan adalah sebagai berikut:[10]
a.       Akseptabilitas
Manajemen yang bertanggungjawab akan berupaya mengelola perusahaan yang dipimpinnya berdasarkan norma-norma moralitas dan etika yang berlaku. Berarti sasaran jangka panjang yang ditetapkan dapat diterima oleh berbagai pihak karena didasarkan pada norma-norma yang dimaksud.
b.      Fleksibilitas
Kenyataandan pengalaman menunjuk kan bahwa selalu terjadi perubahan dalam lingkungan suatu perusahaan. Betapapun cermatnya para pengambil keputusan stratejik melakukan estimasi dan prakiraan tentang factor-fakto reksternal yang akan berpengaruh terhadap jalannya roda organisasi, kemungkinan untuk timbulnya faktor-faktor yang tidak dapat atau bahkan tidak mungkin diperhitungkan sebelum nya selalu saja ada.
c.       Dapat diukur
Sasaran yang ingin dicapai hendaknya dinyatakan dengan jelas dan konkret. Kejelasan yang dimaksud tidak hanya dalam arti jumlah sasaran tersebut yang sedapat mungkin dinyatakan secara kuantitatif, akan tetapi juga batas kurun waktu dalam mana sasaran diharapkan tercapai dan dengan pemenuhan standar mutu yang bagaimana. Bagi para pelaksana kegiatan operasional kejelasan  tersebut sangat penting bukan hanya dalam arti menghilangkan keragu-raguan tentang apa yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu di masa depan, akan tetapi juga mencegah timbulnya salah pengertian dalam mengukur kinerja para pelaksana kegiatan operasional tersebut.
d.      Kriteriakesesuaian
Yang dimaksud dengan kesesuaian adalah bahwa sasaran jangka panjang harus digali dan merupakan rincian misi perusahaan dan misi merupakan rincian dari kegiatan-kegiatan utama yang harus diselenggarakan dalam rangka pencapaian tujuan akhir. Dengan menggunakan pendekatan demikian, maka berbagai pihak dalam menjalankan fungsinya bekerja atas dasar pemikiran relevansi yang berarti bahwa apapun yang terjadi dalam organisasi selalu relevan dengan misi yang harus diemban dan relevan tujuan yang harus dicapai.
Sasaran jangka panjang ini juga bertujuan untuk meciptakan sekolah ungulan atau sekolah yang kompetitif, adapun syarat-syarat menjadi sekolah kompetitif adalah sebagai berikut:
1)      KepemimpinanKepalaSekolah yang Profesional.
Kepala Sekolah seharus nya memiliki kemampuan pemahaman dan pemahaman yang menonjol. Dari beberapa penelitian, tidak didapati sekolah yang maju namun dengan kepala sekolah yang bermutu rendah. 
2)      Guru-guru yang tangguhdan professional
 Guru merupakan ujung tombak kegiatan sekolah karena berhadapan langsung dengan siswa. Guru yang professional mampu mewujudkan harapan-harapan orang tua dan kepala sekolah dalam kegiatan sehari-hari di dalam kelas.


3)      Memiliki tujuan pencapaian filosofis yang jelas
Tujuan filosofis diwujudkan dalam bentuk Visi dan Misi seluruh kegiatan sekolah. Tidak hanya itu, visi dan misi dapat dicerna dan dilaksanakan secara bersama oleh setiap elemen sekolah. 
4)      Lingkungan yang kondusifuntukpembelajaran
Lingkungan yang kondusif bukanlah hanya ruang kelas dengan berbagai fasilitasmewah, lingkungan tersebut bias berada di tengah sawah, di bawah pohon atau di dalam gerbong kereta api. Yang jelas lingkungan yang kondusif adalah yang lingkungan yang dapat memberikan dimensi pemahaman secara menyeluruh bagi siswa.
5)      Jaringan organisasi yang baik
Jelas, organisasi yang baikdan solid baik itu organisasi guru, orang tua akan menambah wawasan dan kemampuan tiap anggota nya untuk belajar dan terus berkembang. Serta perlu pula dialog antar organisasi tersebut, misalnya forum Orang Tua Murid dengan forum guru dalam menjelaskan harapan dari guru dan kenyataan yang dialami guru di kelas.
6)      Kurikulum yang jelas 
Permasalahan di Indonesia adalah kurikulum yang sentralistik dimana Diknas membuat kurikulum dan dilaksanakan secara nasional. Dengan hanya memuat 20% muatan local menjadi kan potensi daerah dan kemampuan mengajar guru dan belajar siswa terpasung. Selain itu pola evaluasi yang juga sentralistik menjadi kan daerah semakin tenggelam dalam kekayaan potensi dan budayanya.
7)      Evaluasi belajar yang baik berdasarkan acuan patokan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran dari kurikulum sudah tercapai
Bila kurikulum sudah tertata rapi dan jelas, akan dapat teridentivikasi dan dapat terukur target pencapaian pembelajaran sehingga evaluasi belajar yang diadakan mampu mempetakan kemampuan siswa.

8)      Partisipasi orang tua murid yang aktif dalam kegiatan sekolah.
Di sekolah unggulan dimanapun, selalu melibatkan orang tua dalam kegiatannya. Kontribusi yang paling minimal sekali adalah memberikan pengawasan secara sukarela kepada siswa pada saat istirahat. Pada proses yang intensif, orang tua dilibatkan dalam proses penyusunan kurikulum sekolah sehingga orang tua memiliki tanggungjawab yang sama di rumah dalam mendidik anak sesuai pada tujuan yang telah dirumuskan. Sehingga terjalin sinkronisasi antara pola pendidikan di sekolah dengan pola pendidikan di rumah.[11]
2.        Contoh Rumusan Jangka Panjang yang diterapkan oleh sekolah

a.      Bidang Kelembagaan dan Sarana
1)        Pengembangan dan penyempurnaan administrasi siswa, keuangan, dan inventaris dengan menggunakan sistem informasi terpadu.
2)        Mengembangkan dan melengkapi fasilitas gedung dan sarana belajar.
3)        Memberdayakan ruang Laboratorium IPA, Bhs, dan Komputer serta tertata dengan baik.
4)        Mengembangkan ruang Laboratorium IPA, Bhs, dan Komputer dan pengadaan ruang laboratorium untuk IPS, Matematika dan Agama.
5)        Penambahan dan pemeliharaan slogan dan kata-kata hikmah yang bernuansa Islami di semua ruang.
6)        Menjaga dan memelihara semua ruangan yang ada.
7)        Menata keindahan,kerindangan,kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekolah.
8)        Memelihara pagar dan benteng
9)        Memelihara tempat parkir motor.
10)    Memelihara dapur sekolah.
11)    Memelihara ruangan WC guru dan WC siswa.

b.      Ketenagaan

1)        Implementasi nilai-nilai Agama dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kemasyarakatan.
2)        Optimalisasi peranan guru dalam pengembangan sekolah.
3)        Menjadikan Multimedia sebagai media pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran.
4)        Mengadakan studi banding ke sekolah lain yang dekat yang dianggap sudah lebih maju dan berkualitas.
5)        Pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja guru melalui supervisi dan kunjungan kelas.
c.       Kurikulum

1)        Mengoptimalkan 98% kehadiran guru dalam PBM.
2)        Mengikutsertakan siswa pada lomba (Olimpiade) mata pelajaran tingkat propinsi.
3)        Mengadakan Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMK) untuk semua mata pelajaran.
4)        Mengupayakan peningkatan rata- rata nilai ujian nasional (UN) 8,25 dan nilai rata-rata ujian sekolah 8,05.
5)        Mempertahankan dan meningkatkan kualitas kelulusan 100% siswa kelas III.
6)        Meningkatkan kuantitas lulusan yang diterima di SMU/SMK/MA mendekati 100%
7)        98% siswa lancar membaca Al-Quran
8)        75% siswa hafal juz Amma.
9)        100% siswa melaksanakan shalat berjamaah.

d.      Bidang Kesiswaan

1)        Menjaga konstanitas jumlah rombel dan siswa.
2)        Memiliki tim cabang olah raga bola voli, basket dan futsal untuk kejuaraan tingkat provinsi dan nasional.
3)        Memiliki tim kesenian daerah dan nasionaluntuk kejuaraan tingkat provinsi dan nasional.
4)        Memiliki kelompok ilmiah remaja untuk kejuaraan tingkat provinsi dan nasional.
5)        Memiliki peserta didik ahli berpidato bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris untuk kejuaraan tingkat provinsi dan nasional.
6)        Memiliki peserta didik yang ahli dalam berceritera (story telling) baik dalam bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.
7)        Memiliki regu paskibraka yang selalu siap untuk segala keperluan upacara.
8)        Memiliki tim P3K dan dokter sekolah yang selalu siap.
9)        Memiliki pangkalan kepramukaan yang aktif.
10)    Memiliki tim pencinta alam yang aktif.
e.       Bidang Humas
1)        Mensosialisasikan Sekolah secara nasional.
2)        Menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam kerangka pengembangan sekolah.
3)        Mengoptimalkan pemanfaatan pusat informasi dan pengolahan data (PUSINLAHTA) dan internet.
4)        Mempertahankan kelangsungan unit-unit usaha dalam kerangka menggali sumber dana untuk pengembangan sekolah.[12]
5)         
3.        Penentuan Strategi Induk
Dalam bukunya Fatah Syukur cara membuat strategi yang dilakukan oleh yang sifatnya makro, dalam arti kebijakn yang harus ditetapkan dalam mengantisipasi situasi dan kondisi diluar organisasinya.[13] Untuk cara lain dalam membuat penenentuan Strategi induk Strategi adalah sebuah rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi. Menurut Gaffar strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna memenangkan kompetisi. Secara historis konsep strategi memang berasal dari militer, seperti yang diungkap Von Noumon dan Mogernstern dalam tulisannya “The Theory of Games” yang mengandung teori dan konsep strategi. Dari sinilah konsep tersebut diaplikasikan ke dalam dunia bisnis dan dunia kehidupan lannya seperti politik. Thomas Schelling mengembangkan studi dengan judul “The Strategi of Conflict” yang mengungkapkan berbagai unsur strategi yang umum ditemui dalam berbagai aspek kehidupan dalam situasi competitive. Unsur-unsur umum ini adalah prinsip-prinsip dalam bargaining, threats, mutual distrust, dan balance antara kerjasama danconflict. Dalam perkembangan selanjutnya terutama dalam era globalisasi. Strategi merupakan instrumen manajemen yang ampuh dan tidak dapat dihindari, tidak hanya untuk survival dan memenangkan persaingan tetapi juga untuk tumbuh dan berkembang.[14]
Oleh karena strategi merupakan instrumen manajemen yang ampuh dan tidak dapat dihindari termasuk dalam managemen sekolah. Strategi sekolah menjelaskan metode dan pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan strategiknya. Langkah ini dalam proses manajemen strategik sekolah mencakup identitas piliha-pilihan strategik yang mungkin dapat dilakukan untuk mencapai tujuan sekolah.[15]
Para pakar menggunakan berbagai istilah untuk strategi induk seperti“grand strategy” atau “master strategi” atau “business strategy” dalam bahasa inggris pada dasarnya yang dimaksud ialah suatu pendekatan umum yang bersifat komprehensif atau menyeluruh yang berperan sebagai penuntun kegiatan umum suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasarannya.[16]
4.        Fungsi Strategi Induk
Dalam kaitan ini kiranya menarik dan relevan untuk menekankan bahwa perumusan strategi induk sesungguhnya merupakan salah satu bentuk pengambilan keputusan sebagai suatu metode untuk memecahkan permasalahaan yang dihadapi oleh suatu organisasi, dalam hal ini suatu perusahaan. Dalam teori pengambilan keputusan sebagai pemecahan masalah terdapat tujuh langkah yang biasa nya diambil yaitu :
a.       Mengidefinisikan hakikat permasalahan yang dihadapi dan mengundang pemecahan
b.      Mengumpulkan data yang relevan
c.       Menganalisis data
d.      Menentukan berbagai alternative yang mungkin ditempuh
e.       Menganalisis berbagai altenatif
f.       Memilih salah satua lternatif
g.      Pelaksanaan keputusan
h.      Evaluasi hasil pelaksanaan
Definisi Permasalahan yang Dihadapi (Definition of Problems Faced). Ditinjau dari segi strategi perusahaan, yang dimaksud dengan “permasalahan” ialah menentukan posisi perusahaan di masa kini dan di masa akan datang dalam memproduksi barang atau jasa sehingga perusahaan yang bersangkutan mampu bersaing dengan pesaing lain yang memasarkan produk sekaligus mampu bertumbuh dan berkembang dalam kondisi lingkungan eksternal.
Pengumpulan Data (Data Collection). Teori pengambilan keputusan menekankan bahwa proses pengambilan keputusan memerlukan “bahan pendukung” yang disebut data. Berbagai data yang diperlukan dalam pengambilan keputusan menyangkut jenis-jenis proses yang terjadi dalam perusahaan, seperti proses manajerial, proses fungsional, proses teknis dan bahkan proses operasional.
Analisis Data (Data analysis). Data hanya merupakan bahan baku yang masih harus diolah sehingga berubah sifatnya menjadi informasi karena informasilah yang memiliki nilai intrinsik dimaksud. Informasi yang bermutu tinggi dan bermanfaat sebagai pendukung pengambilan keputusan harus memiliki berbagai ciri seperti :[17]
1)    Kemutakhiran
2)    Relevansi
3)    Kelengkapan
4)    Dapat dipercaya
Disimpan sedemikian rupa sehingga mudah ditelusuri apabila tiba waktunya untuk digunakan.
Penentuan Berbagai Alternatif. Untuk menentukan beberapa jumlah alternatif yang sebaiknya dipilih dan dianalisis, para pakar mengetengahkan pendekatan sebagai berikut :
ü  Jika permasalahan yang dihadapi bersifat repetitif
ü  Jika permasalahan yang dihadapi menyangkut segi-segi teknis dan operasional
ü  Sebaliknya, jika permasalahan yang dihadapi merupakan permasalahan yang baru pertama kali timbul dan belum pernah dialami sebelumnya
Jika permasalahan yang dihadapi bukan merupakan akibat  goncangan yang terjadi pada lingkungan.

 
D.      Analisis
Analisis Berbagai Alternatif. Pemilihan berbagai alternatif yang mungkin ditempuh dilaksanakan, dapat dinyatakan bahwa setiap alternatif terpilih memiliki “kekuatan” dan “kelemahan” sendiri yang juga perlu dikenali secara benar.
Pemilihan Salah Satu Alternatif. Dalam kaitan ini harus ditekankan bahwa pilihan dijatuhkan pada alternatif yang kelihatannya terbaik. Penekanan ini sangat penting dalam proses pengambilan keputusan.
Pelaksanaan Keputusan. Tepat tidaknya keputusan yang diambil “diuji” pada waktu dilaksanakan. Kriteria dasarnya harus dikaitkan dengan maksud dan tujuan diambilnya keputusan tersebut.
Evaluasi hasil pelaksanan. Setiap keputusan yang diambil pada hakikatnya bersifat tentatif, artinya manajemen perlun melakukan penilaian apakah keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat atau tidak. Pengambilan keputusan perlu melakukan peninjauan ulang yang terbagi atas 2 faktor, yaitu:
1.      Faktor Psikologis, dalam arti “takut kehilangan muka” jika harus meninjau kembali sesuatu keputusan yang pernah diambilnya,
2.      Ketakutan bahwa tindakan seperti itu akan diinterpretasikan oleh berbagai pihak sebagai cermin ketidakmampuan manajer yang bersangkutan.[18]


 
E.       Kesimpulan
Tujuan jangka panjang adalah sasaran jangka panjang yang ditentukan sebagai hasil akhir spesifik yang ingin dicapai sebuah organisasi dengan melakukan misi. Jangka panjang berarti lebih dari satu tahun. Sasaran perlu untuk keberhasilan  organisasi karena menyatakan arah, membantu dalam evaluasi, menciptakan sinergi, mengungkapkan prioritas, memfokuskan koordinasi, dan menyediakan dasar untuk perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan aktivitas secara efektif. Sasaran harus  menantang, dapatdiukur, konsisten, pantas, danjelas.
Strategi adalah sebuah rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi.

F.       Daftar Pustaka

Sumber Buku
David, R. Fred. Konsep Manajemen Strategis, Edisi VII (terjemahan). Jakarta, PT Indeks, 2004
Syukur ,Fatah, Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah, Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2011
Hasibuan, S.P. Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan II. Jakarta, PT Toko Gunung Agung, 1995
__________________. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah, Cetakan I. Jakarta, PT Toko Gunung Agung, 1996
Ismail, M. Yusanto. Pengantar Manajemen Syariat, Cetakan II. Jakarta, Khairul Bayan, 2003
Johnson, R.A. The Theory and Management of System. Tokyo: McGraw Hill Kogakusha, 1973
Kadarman, A.M. et.al. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta, Gramedia, 1996
Mondy, R.W.and Premeaux, S.H. Management: Concepts, Practices and Skills. New Jersey, Prentice Hall Inc Englewood Cliffs, 1995
Oxford, Learner’s Pocket Dictionary. Newyork, Oxford University Press, 2005
Rusyan, A. Tabrani. Manajemen Kependidikan. Bandung: Media Pustaka, 1992
Soetopo, Hendiyat dan Soemanto, Wasty. Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1982
Sutisna, Oteng. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa, 1985
Syafaruddin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Cetakan I. Jakarta: Ciputat Press, 2005

Sumber Jurnal




Sumber Lain



[1] Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah, (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2011), 125.
[2] Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan II. (Jakarta: PT Toko Gunung Agung), 1995), 35
[3] Syafaruddin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Cetakan I. (Jakarta: Ciputat Press, 2005) 122.
[4] Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1985), 65.
[5] Syafaruddin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, 124.
[6] Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, 37-38.
[7] Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, 50.
[8] Soemanto Wasty dan Soetopo Hendiyat, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan. (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), 47-48.
[9] A. Tabrani Rusyan, Manajemen Kependidikan. (Bandung: Media Pustaka, 1992), 89.
[10] R.A. Johnson, The Theory and Management of System. Tokyo: McGraw Hill Kogakusha,1973), 101-102.

[11] S.P. Malayu hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah, Cetakan I. (Jakarta: Toko Gunung Agung, 1996), 71-72.
[12] R.Fred David, Konsep Manajemen Strategis, Edisi VII (terjemahan), (Jakarta, Indeks, 2004), 79-80.
[13] Fatah Syukur, Manajemen....129
[14] R.Fred David, Konsep Manajemen Strategis, 85.
[15] Soemanto Wasty dan Soetopo, Hendiyat Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan. (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), 90-91.
[16] M. Yusanto Ismail, Pengantar Manajemen Syariat, Cetakan II. Jakarta, Khairul Bayan,2003), 88-89.

                [17] R.A. Johnson, The Theory and Management of  System. (Tokyo: McGraw Hill Kogakusha, 1973), 61-64.

[18] Kadarman, Pengantar Ilmu Manajemen. (Jakarta: Gramedia, 1996), 65.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

“GURU ADALAH PETANI”

  “GURU ADALAH PETANI”  (Sebuah Refleksi dan Filosofi Ki Hajar Dewantara) Dmp,19-08-2022. Salam Sehat dan tetap semangat Bapak/Ibu Calon P...

oke