DAN
STRATEGI INDUK
MAKALAH
Disusun guna
memenuhi tugas
Mata Kuliah :
Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Fattah Syukur, M.Ag
oleh
:
Muhasir
Nim : 1703038021
PROGRAM MAGISTER
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2018
PERUMUSAN SASARAN JANGKA PANJANG
DAN STRATEGI INDUK
Oleh : Muhasir
A.
Pendahuluan
Perumusan manajemen mutu pendidikan yang
diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan/madrasah hanyalah
sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah/madrasah sebagai manajer
pendidikan. Para pengelola pendidikan (kepala sekolah/madrasah, kepala dinas
pendidikan) sebagai eksekutif modern saat ini harus mampu mengamati dan
merespons segenap tantangan yang dimunculkan oleh lingkungan eksternal baik
yang dekat maupun yang jauh. Fatah Syukur menjelaskan bahwa perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat akibat revolusi industri,[1]
Pada lingkungan internal tiap-tiap
lembaga sekolah/madrasah sudah banyak merumuskan program sasaran dalam bidang
pengembangan dunia pendidikan islam, seperti sasaran nya dalam kegiatan program
kerja contohnya pada bidang personalia, seperti Pimpinan Yayasan, Kepala sekolah,
Bendahara, Wakil Kamad, Kurikulum, Kepegsis, Humas, Sarana, Tata usaha dan
Pustakawam. Pada program internal ini pihak lembaga pendidikan/sekolah/madrasah
terus melakukan struktur hubungan yang di istilahkan adalah hubungan-hubungan
madrasah, seperti : Hubungan madrasah dengan komite madrasah , hubungan
madrasah dengan masyarakat/orang tua, hubungan madrasah dengan dewan guru.
Sedangkan dalam lingkunagn eksternal dekat adalah lingkungan yang mempunyai
pengaruh langsung pada operasional lembaga pendidikan, seperti berbagai potensi
dan keadaan dalam bidang pendidikan yang menjadi konsentrasi usaha sekolah itu
sendiri, situasi persaingan, situasi pelanggan pendidikan, dan pengguna
lulusan. Kesemuanya berpengaruh pada penentuan strategi yang diperkirakan
mendukung sekolah mencapai tujuannya. Lingkungan eksternal yang jauh adalah
berbagai kekuatan dan kondisi yang muncul di luar lingkungan eksternal yang
dekat meliputi keadaan sosial ekonomi, politik, keamanan nasional, perkembangan
teknologi, dan tantangan global. Secara tidak langsung berpengaruh terhadap
penyelenggaraan sistem pendidikan di suatu sekolah.
Faktor lingkungan internal dan eksternal
perlu diantisipasi, dipantau, dinilai, dan disertakan sedemikian rupa ke dalam
proses pengambilan keputusan eksekutif. Para pengambil keputusan, termasuk di
dalamnya kepala sekolah maupun pengelola pendidikan lainnya seringkali terpaksa
mengalahkan tuntutan kegiatan interen dan eksteren lembaga pendidikan demi
melayani bermacam kepentingan seperti urusan rutin, dinas, bekerja harus selalu
di bawah petunjuk atau pedoman kerja yang ditetapkan oleh birokrasi tanpa
mempertimbangkan kebutuhan eksternal organisasi yang terus berubah, sehingga
proses pengambilan keputusan seringkali tidak maksimal dalam menghasilkan
keputusan-keputusan strategis. Akibatnya persoalan aktual lembaga pendidikan
yang dihadapi tidak dapat terselesaikan secara maksimal.
Pengamatan dan penilaian yang dilakukan
secara simultan terhadap lingkungan eksternal dan internal lembaga pendidikan
memungkinkan para pengelola pendidikan mampu mengidentifikasi berbagai jenis
peluang yang ada untuk dapat merumuskan dan mengimplementasikan berbagai
rencana pendidikan secara berhasil. Rancangan yang bersifat menyeluruh ini
dapat dilakukan melalui proses tindakan yang dikenal sebagai manajemen
strategik.[2]
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah perumusan sasaran jangka
panjang ?
2.
Bagaimakah penentuan strategi induk?
C.
Pembahasan
1.
Penentuan Sasaran Jangka
Panjang
Menurut Syafruddin
sagala terdapat lima langkah formulasi strategi, yaitu (1) perumusan misi (mision
determination) yaitu pencitraan bagaimana sekolah seharusnya bereksitensi,
(2) asesmen lingkungan eksternal (environmental external assessment)
yaitu mengakomodasikan kebutuhan lingkungan akan mutu pendidikan yang dapat
disediakan oleh sekolah; (3) asesmen organisasi (organization assesment)
yaitu merumuskan dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal; (4)
perumusan tujuan khusus (objective setting) yaitu penjabaran dari
pencapaian misi sekolah yang ditampakkan dalam tujuan sekolah dan tujuan
tiap-tiap mata pelajaran; dan (5) penentuan strategi (strategi setting) yaitu
memilih strategi paling tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan
menyediakan anggaran, sarana dan prasarana, maupun fasilitass yang dibutuhkan
untuk itu.[3]
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diberikan
tugas
untuk
mewujdkan
tujuan
pendidikan
nasional
harus
menjalan
kan
perannya
dengan
baik. Dalam
menjalankan
peran
sebagai
lembaga
pendidikanini, sekolah
harus
dikelola
dengan
baik agar dapat
mewujud
kan
tujuan
pendidikan yang telah
dirumuskan
dengan optimal. Pengelolaan
sekolah yang tidak
professional
dapat
menghambat proses pendidikan yang sedang
berlangsung
dan
dapat
menghambat
langkah
sekolah
dalam
menjalankan
fungsi
nya
sebagai
lembaga
pendidian formal.
Agar pengelolaan sekolah tersebut dapat
berjalan dengan baik, dibutuhkan rencana strategis sebagai suatu upaya/cara
untuk mengendalikan organisasi (sekolah) secara efektif dan efisien, sampai
kepada kepada implementasi garis terdepan, sedemikian rupa sehingga tujuan dan
sasarannya tercapai. Perencanaan
strategis
merupakan
landasan
bagi
sekolah
dalam
menjalankan proses
pendidikan. Komponen dalam perencanaan strategis paling tidak
terdiri
dari
visi, misi, tujuan, sasaran
dan
strategi (cara
mencapai
tujuan
dan
sasaran). Perumusan
terhadap
visi, misi, tujuan, sasaran
dan
strategi
tersebut
harus
dilakukan
pengelola
sekolah, agar sekolah
memiliki
arah
kebijakan yang dapat
menunjang
tercapainya
tujuan yang diharapkan.[4]
Berbicara mengenai sasaran berarti
membicarakan mengenai tujuan yang telah ditetapkan dan akan dicapai. Tujuan
organisasi menurut Etzioni mencakup beberapa fungsi di antaranya memberikan
pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan masa akan datang yang senantiasa
berusaha dikejar dan diwujudkan oleh organisasi. Etizioni selanjutnya
menegaskan bahwa tujuan organisasi adalah keadaan yang dikehendaki pada masa
akan datang yang senantiasa dikejar organisasi agar direalisasikan.[5]
Liang Gie menyatakan tujuan organisasi menentukan bidang kerja, terutama
mengenai macam serta volume pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.
Bidang kerja itu selanjutnya akan menentukan tenaga kerja (SDM) yang diperlukan
yaitu mengenai banyaknya (kuantitas), persyaratannya (kualitas), dan
kesehatannya.[6] Bidang
kerja juga menentukan jumlah dan jenis fasilitas yang diperlukan dalam
organisasi yang berpangkal pada tujuan sekolah. Tujuan adalah adanya
kesepakatan umum mengenai misi sekolah dan sumber legitiminasi yang membenarkan
setiap kegiatan sekolah, serta eksistensi (keberadaan aktual) sekolah itu
sendiri. Selain tujuan berfungsi sebagai patokan yang dapat digunakan seluruh
personal sekolah maupun kalangan luar untuk manilai keberhasilan sekolah,
misalnya mengenai efektifitas mapupun efisiensi. Tujuan sekoah juga berfungsi
sebagai tolok ukur bagi para ilmuwan bidang organisasi guna mengetahui seberapa
suatu organisasi sekolah berjalan secara baik. Tujuan dalam organisasi sekolah
menciptakan sejumlah pedoman bagi landasan kegiatan sekolah yang menggambarkan
keadaan masa datang.[7]
Berbagai cara teknis penentuan tujuan
organisasi, seperti penentuan tujuan secara formal melalui pemungutan suara,
yang mungkin dapat ditetapkan oleh beberapa pimpinan sekolah, atau ditetapakan
sendiri oleh individu yang memiliki dan mengelola organisasi, dan sebagainya.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa tujuan sekolah dilihat dari sudut
manjemen strategis adalah memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan
keadaan masa akan datang yang menghasilkan kesepakatan umum merupakan sumber
legitmasi yang membenarkan setiap kegiatan sekolah mengenai misi dalam
menentukan bidang kerja, macam dan volume pekerjaan yang harus dilakukan dan
menantiasa berusaha dikejar dan diwujudkan oleh sekolah, serta eksistensi
sekolah itu sendiri.[8]
Adapun arti tujuan jangka panjang adalah sasaran jangka panjang yang ditentukan
sebagai
hasil
akhir
spesifik yang ingin
dicapai
sebuah
organisasi
dengan
melakukan
misi. Jangka
panjang
berarti
lebih
dari
satu
tahun. Sasaran
perlu
untuk keberhasilan organisasi
karena
menyatakan
arah, membantu
dalam
evaluasi, menciptakan
sinergi, mengungkap
kan
prioritas, memfokus
kan
koordinasi, dan
menyediakan
dasar
untuk
perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan aktivitas secara efektif. Sasaran
harus
menantang, dapat
diukur, konsisten, pantas,
dan jelas.[9]
Menurut
R.A. Johnson Sasaran jangka panjang ini juga dapat berfungsi sebagai tolok ukur
keberhasilan sekolah, adapun kriteria yang digunakan sebagai pengukur keberhasilan
adalah sebagai berikut:[10]
a. Akseptabilitas
Manajemen yang
bertanggungjawab akan berupaya mengelola perusahaan yang dipimpinnya
berdasarkan
norma-norma
moralitas
dan
etika yang berlaku. Berarti
sasaran
jangka
panjang yang ditetapkan
dapat
diterima
oleh
berbagai
pihak
karena
didasarkan
pada
norma-norma yang dimaksud.
b. Fleksibilitas
Kenyataandan pengalaman menunjuk kan bahwa selalu terjadi perubahan dalam lingkungan suatu perusahaan. Betapapun
cermatnya para pengambil
keputusan
stratejik
melakukan
estimasi
dan
prakiraan
tentang factor-fakto
reksternal yang akan
berpengaruh
terhadap
jalannya
roda
organisasi, kemungkinan
untuk
timbulnya
faktor-faktor yang tidak
dapat
atau
bahkan
tidak
mungkin
diperhitungkan
sebelum
nya
selalu
saja
ada.
c. Dapat diukur
Sasaran yang ingin
dicapai
hendaknya
dinyatakan
dengan
jelas
dan
konkret. Kejelasan yang
dimaksud tidak hanya dalam arti jumlah sasaran tersebut yang sedapat
mungkin
dinyatakan
secara
kuantitatif, akan
tetapi juga batas
kurun
waktu
dalam mana sasaran
diharapkan
tercapai
dan
dengan
pemenuhan
standar
mutu yang bagaimana. Bagi
para pelaksana kegiatan operasional kejelasan tersebut sangat penting bukan hanya dalam arti menghilangkan keragu-raguan tentang apa yang harus
dicapai
dalam
kurun
waktu
tertentu di masa depan, akan
tetapi juga mencegah
timbulnya
salah
pengertian
dalam
mengukur
kinerja para pelaksana
kegiatan
operasional
tersebut.
d. Kriteriakesesuaian
Yang dimaksud
dengan
kesesuaian
adalah
bahwa
sasaran
jangka
panjang
harus
digali
dan
merupakan
rincian
misi
perusahaan
dan
misi
merupakan
rincian
dari
kegiatan-kegiatan
utama yang harus
diselenggarakan
dalam
rangka
pencapaian
tujuan
akhir. Dengan
menggunakan
pendekatan
demikian, maka
berbagai
pihak
dalam
menjalankan
fungsinya
bekerja
atas
dasar
pemikiran
relevansi yang berarti
bahwa
apapun yang terjadi
dalam
organisasi
selalu
relevan
dengan
misi yang harus
diemban
dan
relevan
tujuan yang harus
dicapai.
Sasaran
jangka
panjang
ini juga bertujuan
untuk
meciptakan
sekolah
ungulan
atau
sekolah yang kompetitif, adapun
syarat-syarat
menjadi
sekolah
kompetitif
adalah
sebagai
berikut:
1) KepemimpinanKepalaSekolah
yang Profesional.
Kepala
Sekolah
seharus
nya
memiliki
kemampuan
pemahaman
dan
pemahaman yang menonjol.
Dari beberapa penelitian, tidak
didapati
sekolah yang maju
namun
dengan
kepala
sekolah yang bermutu
rendah.
2) Guru-guru yang tangguhdan
professional
Guru merupakan
ujung
tombak
kegiatan
sekolah
karena
berhadapan
langsung
dengan
siswa. Guru yang professional
mampu
mewujudkan
harapan-harapan orang tua
dan
kepala
sekolah
dalam
kegiatan
sehari-hari di dalam
kelas.
3) Memiliki tujuan pencapaian filosofis yang jelas
Tujuan
filosofis
diwujudkan
dalam
bentuk
Visi
dan
Misi
seluruh
kegiatan
sekolah. Tidak
hanya
itu, visi
dan
misi
dapat dicerna
dan
dilaksanakan
secara
bersama
oleh
setiap
elemen
sekolah.
4) Lingkungan yang
kondusifuntukpembelajaran
Lingkungan yang kondusif
bukanlah
hanya
ruang
kelas
dengan
berbagai
fasilitasmewah, lingkungan
tersebut
bias
berada di tengah
sawah, di bawah
pohon
atau di dalam
gerbong
kereta
api. Yang jelas
lingkungan yang kondusif
adalah yang lingkungan yang
dapat memberikan dimensi pemahaman secara menyeluruh bagi siswa.
5) Jaringan organisasi yang baik
Jelas, organisasi yang
baikdan solid baik itu organisasi guru, orang tua
akan
menambah
wawasan
dan
kemampuan
tiap
anggota
nya
untuk
belajar
dan
terus
berkembang. Serta perlu pula
dialog antar organisasi tersebut, misalnya forum Orang Tua Murid dengan forum
guru dalam menjelaskan harapan dari guru dan kenyataan yang dialami guru di kelas.
6) Kurikulum yang jelas
Permasalahan di Indonesia
adalah kurikulum yang sentralistik
dimana
Diknas
membuat
kurikulum
dan
dilaksanakan
secara
nasional. Dengan
hanya
memuat 20% muatan
local
menjadi
kan
potensi
daerah
dan
kemampuan
mengajar guru dan
belajar
siswa
terpasung. Selain
itu
pola
evaluasi yang juga
sentralistik menjadi kan daerah semakin tenggelam dalam kekayaan potensi dan budayanya.
7) Evaluasi belajar yang baik berdasarkan acuan patokan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran dari kurikulum sudah tercapai
Bila
kurikulum
sudah
tertata
rapi
dan
jelas, akan
dapat
teridentivikasi
dan
dapat
terukur
target
pencapaian
pembelajaran
sehingga
evaluasi
belajar yang diadakan
mampu
mempetakan
kemampuan
siswa.
8) Partisipasi orang tua murid
yang aktif dalam kegiatan sekolah.
Di sekolah
unggulan
dimanapun, selalu
melibatkan orang tua
dalam
kegiatannya. Kontribusi yang
paling minimal sekali adalah memberikan pengawasan secara sukarela kepada siswa pada saat istirahat. Pada proses yang intensif, orang tua
dilibatkan
dalam proses penyusunan
kurikulum
sekolah
sehingga orang tua
memiliki
tanggungjawab yang sama di
rumah dalam mendidik anak sesuai pada tujuan yang telah
dirumuskan. Sehingga
terjalin
sinkronisasi
antara
pola
pendidikan di sekolah
dengan
pola
pendidikan di rumah.[11]
2.
Contoh
Rumusan Jangka Panjang yang diterapkan oleh sekolah
a. Bidang Kelembagaan dan Sarana
1)
Pengembangan dan penyempurnaan
administrasi siswa, keuangan, dan inventaris dengan menggunakan sistem
informasi terpadu.
2)
Mengembangkan dan melengkapi fasilitas
gedung dan sarana belajar.
3)
Memberdayakan ruang Laboratorium IPA,
Bhs, dan Komputer serta tertata dengan baik.
4)
Mengembangkan ruang Laboratorium IPA,
Bhs, dan Komputer dan pengadaan ruang laboratorium untuk IPS, Matematika dan
Agama.
5)
Penambahan dan pemeliharaan slogan dan
kata-kata hikmah yang bernuansa Islami di semua ruang.
6)
Menjaga dan memelihara semua ruangan
yang ada.
7)
Menata keindahan,kerindangan,kebersihan
dan kenyamanan lingkungan sekolah.
8)
Memelihara pagar dan benteng
9)
Memelihara tempat parkir motor.
10) Memelihara
dapur sekolah.
11) Memelihara
ruangan WC guru dan WC siswa.
b.
Ketenagaan
1)
Implementasi nilai-nilai Agama dalam
pelaksanaan tugas kedinasan dan kemasyarakatan.
2)
Optimalisasi peranan guru dalam
pengembangan sekolah.
3)
Menjadikan Multimedia sebagai media
pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran.
4)
Mengadakan studi banding ke sekolah lain
yang dekat yang dianggap sudah lebih maju dan berkualitas.
5)
Pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja
guru melalui supervisi dan kunjungan kelas.
c.
Kurikulum
1)
Mengoptimalkan 98% kehadiran guru dalam
PBM.
2)
Mengikutsertakan siswa pada lomba
(Olimpiade) mata pelajaran tingkat propinsi.
3)
Mengadakan Penelusuran Minat dan
Kemampuan (PMK) untuk semua mata pelajaran.
4)
Mengupayakan peningkatan rata- rata
nilai ujian nasional (UN) 8,25 dan nilai rata-rata ujian sekolah 8,05.
5)
Mempertahankan dan meningkatkan kualitas
kelulusan 100% siswa kelas III.
6)
Meningkatkan kuantitas lulusan yang
diterima di SMU/SMK/MA mendekati 100%
7)
98% siswa lancar membaca Al-Quran
8)
75% siswa hafal juz Amma.
9)
100% siswa melaksanakan shalat
berjamaah.
d. Bidang
Kesiswaan
1)
Menjaga konstanitas jumlah rombel dan
siswa.
2)
Memiliki tim cabang olah raga bola voli,
basket dan futsal untuk kejuaraan tingkat provinsi dan nasional.
3)
Memiliki tim kesenian daerah dan
nasionaluntuk kejuaraan tingkat provinsi dan nasional.
4)
Memiliki kelompok ilmiah remaja untuk
kejuaraan tingkat provinsi dan nasional.
5)
Memiliki peserta didik ahli berpidato
bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris untuk kejuaraan tingkat
provinsi dan nasional.
6)
Memiliki peserta didik yang ahli dalam
berceritera (story telling) baik dalam bahasa daerah, bahasa
Indonesia, dan bahasa Inggris.
7)
Memiliki regu paskibraka yang selalu
siap untuk segala keperluan upacara.
8)
Memiliki tim P3K dan dokter sekolah yang
selalu siap.
9)
Memiliki pangkalan kepramukaan yang
aktif.
10) Memiliki
tim pencinta alam yang aktif.
e. Bidang
Humas
1)
Mensosialisasikan Sekolah secara
nasional.
2)
Menjalin kerjasama dengan pihak luar
dalam kerangka pengembangan sekolah.
3)
Mengoptimalkan pemanfaatan pusat
informasi dan pengolahan data (PUSINLAHTA) dan internet.
4)
Mempertahankan kelangsungan unit-unit
usaha dalam kerangka menggali sumber dana untuk pengembangan sekolah.[12]
5)
3.
Penentuan Strategi Induk
Dalam bukunya Fatah Syukur cara membuat
strategi yang dilakukan oleh yang sifatnya makro, dalam arti kebijakn yang
harus ditetapkan dalam mengantisipasi situasi dan kondisi diluar organisasinya.[13]
Untuk cara lain dalam membuat penenentuan Strategi induk Strategi adalah sebuah
rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala resources dan capabilities yang
mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi. Menurut Gaffar strategi
adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat
dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna memenangkan
kompetisi. Secara historis konsep strategi memang berasal dari militer,
seperti yang diungkap Von Noumon dan Mogernstern dalam tulisannya “The
Theory of Games” yang mengandung teori dan konsep strategi. Dari sinilah
konsep tersebut diaplikasikan ke dalam dunia bisnis dan dunia kehidupan lannya
seperti politik. Thomas Schelling mengembangkan studi dengan judul “The
Strategi of Conflict” yang mengungkapkan berbagai unsur strategi yang
umum ditemui dalam berbagai aspek kehidupan dalam situasi competitive. Unsur-unsur
umum ini adalah prinsip-prinsip dalam bargaining, threats, mutual
distrust, dan balance antara kerjasama danconflict.
Dalam perkembangan selanjutnya terutama dalam era globalisasi. Strategi
merupakan instrumen manajemen yang ampuh dan tidak dapat dihindari, tidak hanya
untuk survival dan memenangkan persaingan tetapi juga untuk tumbuh dan
berkembang.[14]
Oleh karena strategi merupakan instrumen
manajemen yang ampuh dan tidak dapat dihindari termasuk dalam managemen sekolah.
Strategi sekolah menjelaskan metode dan pendekatan yang digunakan untuk
mencapai tujuan strategiknya. Langkah ini dalam proses manajemen strategik
sekolah mencakup identitas piliha-pilihan strategik yang mungkin dapat
dilakukan untuk mencapai tujuan sekolah.[15]
Para pakar menggunakan berbagai istilah
untuk strategi induk seperti“grand strategy” atau “master
strategi” atau “business strategy” dalam bahasa
inggris pada dasarnya yang dimaksud ialah suatu pendekatan umum yang bersifat
komprehensif atau menyeluruh yang berperan sebagai penuntun kegiatan umum suatu
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasarannya.[16]
4.
Fungsi
Strategi
Induk
Dalam kaitan ini kiranya menarik dan
relevan untuk menekankan bahwa perumusan strategi induk sesungguhnya merupakan
salah satu bentuk pengambilan keputusan sebagai suatu metode untuk memecahkan
permasalahaan yang dihadapi oleh suatu organisasi, dalam hal ini suatu
perusahaan. Dalam
teori
pengambilan
keputusan
sebagai
pemecahan
masalah
terdapat
tujuh
langkah yang biasa
nya
diambil
yaitu :
a. Mengidefinisikan
hakikat
permasalahan yang dihadapi
dan
mengundang
pemecahan
b. Mengumpulkan data yang relevan
c. Menganalisis data
d. Menentukan berbagai alternative yang mungkin ditempuh
e. Menganalisis berbagai altenatif
f. Memilih salah satua lternatif
g. Pelaksanaan keputusan
h. Evaluasi hasil pelaksanaan
Definisi
Permasalahan yang Dihadapi (Definition of Problems Faced). Ditinjau dari
segi strategi perusahaan, yang dimaksud dengan “permasalahan” ialah menentukan
posisi perusahaan di masa kini dan di masa akan datang dalam memproduksi barang
atau jasa sehingga perusahaan yang bersangkutan mampu bersaing dengan pesaing
lain yang memasarkan produk sekaligus mampu bertumbuh dan berkembang dalam
kondisi lingkungan eksternal.
Pengumpulan
Data (Data Collection).
Teori pengambilan keputusan menekankan bahwa proses pengambilan keputusan
memerlukan “bahan pendukung” yang disebut data. Berbagai data yang diperlukan
dalam pengambilan keputusan menyangkut jenis-jenis proses yang terjadi dalam perusahaan,
seperti proses manajerial, proses fungsional, proses teknis dan bahkan proses
operasional.
Analisis Data
(Data analysis).
Data hanya merupakan bahan baku yang masih harus diolah sehingga berubah
sifatnya menjadi informasi karena informasilah yang memiliki nilai intrinsik
dimaksud. Informasi yang bermutu tinggi dan bermanfaat sebagai pendukung
pengambilan keputusan harus memiliki berbagai ciri seperti :[17]
1) Kemutakhiran
2) Relevansi
3) Kelengkapan
4) Dapat
dipercaya
Disimpan
sedemikian rupa sehingga mudah ditelusuri apabila tiba waktunya untuk digunakan.
Penentuan Berbagai Alternatif.
Untuk menentukan beberapa jumlah alternatif yang sebaiknya dipilih dan
dianalisis, para pakar mengetengahkan pendekatan sebagai berikut :
ü Jika
permasalahan yang dihadapi bersifat repetitif
ü Jika
permasalahan yang dihadapi menyangkut segi-segi teknis dan operasional
ü Sebaliknya,
jika permasalahan yang dihadapi merupakan permasalahan yang baru pertama kali
timbul dan belum pernah dialami sebelumnya
Jika
permasalahan yang dihadapi bukan merupakan akibat goncangan yang
terjadi pada lingkungan.
D.
Analisis
Analisis Berbagai Alternatif.
Pemilihan berbagai alternatif yang mungkin ditempuh dilaksanakan, dapat
dinyatakan bahwa setiap alternatif terpilih memiliki “kekuatan” dan “kelemahan”
sendiri yang juga perlu dikenali secara benar.
Pemilihan Salah Satu Alternatif.
Dalam kaitan ini harus ditekankan bahwa pilihan dijatuhkan pada alternatif yang
kelihatannya terbaik. Penekanan ini sangat penting dalam proses pengambilan
keputusan.
Pelaksanaan Keputusan. Tepat tidaknya
keputusan yang diambil “diuji” pada waktu dilaksanakan. Kriteria dasarnya harus
dikaitkan dengan maksud dan tujuan diambilnya keputusan tersebut.
Evaluasi hasil pelaksanan.
Setiap keputusan yang diambil pada hakikatnya bersifat tentatif, artinya
manajemen perlun melakukan penilaian apakah keputusan yang diambil merupakan
keputusan yang tepat atau tidak. Pengambilan keputusan perlu melakukan
peninjauan ulang yang terbagi atas 2 faktor, yaitu:
1. Faktor
Psikologis, dalam arti “takut kehilangan muka” jika harus meninjau kembali
sesuatu keputusan yang pernah diambilnya,
2. Ketakutan
bahwa tindakan seperti itu akan diinterpretasikan oleh berbagai pihak sebagai
cermin ketidakmampuan manajer yang bersangkutan.[18]
E.
Kesimpulan
Tujuan
jangka
panjang
adalah
sasaran
jangka
panjang yang ditentukan
sebagai
hasil
akhir
spesifik yang ingin
dicapai
sebuah
organisasi
dengan
melakukan
misi. Jangka
panjang
berarti
lebih
dari
satu
tahun. Sasaran
perlu
untuk keberhasilan organisasi karena menyatakan arah, membantu
dalam
evaluasi, menciptakan
sinergi, mengungkapkan
prioritas, memfokuskan
koordinasi, dan
menyediakan
dasar
untuk
perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan aktivitas secara efektif. Sasaran
harus
menantang, dapatdiukur, konsisten, pantas, danjelas.
Strategi adalah sebuah rencana yang
komprehensif mengintegrasikan segala resources dan capabilities yang
mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi.
F. Daftar Pustaka
Sumber Buku
David,
R. Fred. Konsep Manajemen Strategis, Edisi VII (terjemahan). Jakarta, PT
Indeks, 2004
Syukur ,Fatah, Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah, Semarang : Pustaka
Rizki Putra, 2011
Hasibuan,
S.P. Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan II. Jakarta, PT Toko
Gunung Agung, 1995
__________________.
Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah, Cetakan I. Jakarta, PT Toko
Gunung Agung, 1996
Ismail, M.
Yusanto. Pengantar Manajemen Syariat, Cetakan II. Jakarta, Khairul
Bayan, 2003
Johnson,
R.A. The Theory and Management of System. Tokyo: McGraw Hill Kogakusha,
1973
Kadarman,
A.M. et.al. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta, Gramedia, 1996
Mondy,
R.W.and Premeaux, S.H. Management: Concepts, Practices and Skills. New
Jersey, Prentice Hall Inc Englewood Cliffs, 1995
Oxford,
Learner’s Pocket Dictionary. Newyork, Oxford University Press, 2005
Rusyan,
A. Tabrani. Manajemen Kependidikan. Bandung: Media Pustaka, 1992
Soetopo,
Hendiyat dan Soemanto, Wasty. Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional, 1982
Sutisna,
Oteng. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa, 1985
Syafaruddin.
Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Cetakan I. Jakarta: Ciputat Press,
2005
Sumber Jurnal
Sumber Lain
[1]
Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah,
(Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2011), 125.
[2]
Hasibuan, Manajemen
Sumber Daya Manusia, cetakan II. (Jakarta: PT Toko Gunung Agung), 1995), 35
[3]
Syafaruddin.
Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Cetakan I. (Jakarta: Ciputat Press,
2005) 122.
[4] Oteng Sutisna, Administrasi
Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1985), 65.
[5]
Syafaruddin. Manajemen
Lembaga Pendidikan Islam, 124.
[6]
Hasibuan, Manajemen
Sumber Daya Manusia, 37-38.
[7]
Hasibuan, Manajemen
Sumber Daya Manusia, 50.
[8]
Soemanto Wasty
dan Soetopo Hendiyat, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan.
(Surabaya: Usaha Nasional, 1982), 47-48.
[9] A. Tabrani
Rusyan, Manajemen Kependidikan. (Bandung: Media Pustaka, 1992), 89.
[10] R.A. Johnson, The
Theory and Management of System. Tokyo: McGraw Hill Kogakusha,1973),
101-102.
[11]
S.P. Malayu hasibuan, Manajemen,
Dasar, Pengertian dan Masalah, Cetakan I. (Jakarta: Toko Gunung Agung, 1996),
71-72.
[12]
R.Fred
David, Konsep Manajemen Strategis, Edisi VII (terjemahan), (Jakarta,
Indeks, 2004), 79-80.
[13]
Fatah Syukur, Manajemen....129
[14]
R.Fred David, Konsep Manajemen
Strategis, 85.
[15]
Soemanto
Wasty dan Soetopo, Hendiyat Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan.
(Surabaya: Usaha Nasional, 1982), 90-91.
[16]
M. Yusanto
Ismail, Pengantar Manajemen Syariat, Cetakan II. Jakarta, Khairul Bayan,2003),
88-89.
[17] R.A. Johnson,
The Theory and Management of System. (Tokyo:
McGraw Hill Kogakusha, 1973), 61-64.
[18]
Kadarman, Pengantar
Ilmu Manajemen. (Jakarta: Gramedia, 1996), 65.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar