MANFAAT SHOLAT JUM'AT

Shalat jumat adalah shalat dua rakaat yang hanya dilakukan pada hari jumat, tepat pada waktu shalat zuhur dan wajib ada pelaksanaan khutbahnya. Ketentuan shalat jumat tersebut tentu memiliki edukasi yang luar biasa bagi kaum Muslimin.
Sehingga Allah memaktubkan di dalam Al-Qur’an perintah meninggalkan segala akitivitas ketika azan jum’at berkumandang. Allah Swt. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman , apabila kamu diseru menunaikan shalat yang bertepatan pada hari Jumat, maka bersegaralah kamu mengingat Allah dantinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”  (QS. Al-Jumu’ah:)
Melalui ayat di atas, tentu menjadi pertanyaan kenapa shalat jum’at begitu mulia? Jawabannya, karena Allah mengajarkan kepada manusia bahwa ada saatnya harus melakukan hal yang bersifat kebersamaan, bukan perorangan. Inilah manfaat shalat jumat  yang paling utama.
Pemahaman ini tak lepas dari kata jum’at sendiri. Jum’at berasal dari kata jama’ yang artinya berkumpul. Dengan berkumpul, umat Islam akan menemukan aneka manfaat shalat jumat yang luar biasa, baik untuk pribadi maupun untuk status sebagai warga negara. Itulah yang diajarkan dalam shalat jum’at.
Ada beberapa manfaat shalat jumat:
1.    Mengajarkan untuk Taat Pada Prosedur
Shalat jum’at mengajarkan umat Islam untuk taat prosedur, karena pelaksanaan shalat jumat tidak boleh dilaksanakan sebelum azan di waktu zhuhur dan tidak boleh pula saat atau setelah masuk waktu ashar. Dalam pelaksanaan shalat, makmum harus berniat mengikut imam dan imam berniat menjadi imam.
Sehingga, pengakuan pengikut dan yang diikuti melahirkan kebersamaan dan kekompakan. Andai melenceng dari prosedur niat utama, maka tidak boleh melaksanakan shalat jumat. Ia harus melaksanakan shalat Zhuhur. Karena mengikut imam menjadi penentu sahnya shalat jumat.
2.    Membentuk Kejujuran Imam Atau Pemimpin
Sudah jamak diketahui, bahwa khutbah jumat menjadi syarat sahnya shalat jumat. Jika tidak ada khutbah, maka shalat jum’atnya tidak sah dilaksanakan. Demikian halnya khatib, ia harus dalam kondisi suci dari hadas besar dan hadas kecil. Andaikata ia berhadas, maka ia harus turun dan khutbah dilanjutkan oleh jama’ah.
Karena itu, kejujuran imam di dalam pelaksanaan khutbah menjadi hal yang vital. Jika khatib ‘cuek’ saat ia berhadas, maka ia yang akan menanggung dosa seluruh jamaahnya. Karena para jamaah otomatis tidak melaksanakan shalat jumat. Karena khutbah adalah menjadi syarat bolehnya pelaksanaan shalat jumat.
3.    Menjadi Sarana Saling Mengingatkan
Manfaat shalat jumat yang lainnya adalah saling mengingatkan untuk terus mendekatkan diri kepada Allah Swt. Inilah tugas khatib di dalam khutbahnya, dan tugas jamaah untuk mengingatkan khatib jika ada kesalahan dalam menyampaikan rukun khutbah.
Kebesaran hati jamaah dan imam untuk menerima nasehat menjadi bagian penting. Demikian halnya dalam pelaksanaan shalat jumat sendiri. Imam harus ikhlas menerima pemberitahuan jamaah jika terdapat kekhilafan.
4.    Media Doa Bersama Untuk Saudara Sesama Muslim
Selain itu, maanfat shalat jumat yang bersifat kebersamaan adalah, menjadi sarana untuk mendoakan sudara sesama muslim. Karena di dalam doa khutbah kedua, imam harus membaca doa untuk memohon keampunan bagi saudara sesama muslim, baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal. Sedangkan para jamaah mengaminkannya.


Pengelola Data EMIS Harus Memiliki Hard Skill dan Soft Skill

Untuk Para Operator Madrasah

Data pendidikan Islam yang lengkap dan akurat sangat diperlukan sebagai alat pendukung untuk memperjuangkan anggaran program pendidikan Islam. Contohnya data Pondok Pesantren. Untuk memperjuangkan anggaran pendidikan bagi para santri di Pesantren yang murni hanya mengaji, BAPPENAS meminta pihak Kementerian Agamaenyiapkan datanya secara lengkap dan akurat", demikian paparan yang disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, di hadapan para peserta Kegiatan Pengembangan Kapasitas Pengelola DataEMIS Tingkat Kanwil/Kankemenag/PTAIN/Kopertais Tahun 2014 (Cluster Palembang), di Palembang, Rabu (10/09).
untuk m

"Ujung tombak pendataan di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam adalah para operator EMIS, baik di tingkat Kanwil Kemenag Propinsi maupun tingkat Kankemenag Kabupaten/Kota", tutur Kamaruddin Amin.

Kontribusi dan peran serta para operator EMIS di daerah sangat besar di dalam menentukan baik atau buruknya kualitas dataEMIS yang dihasilkan. Untuk mendukung pelaksanaan tugasnya di bidang pendataan, setiap operator dataEMIS harus memiliki 2 jenis kompetensi atau kemampuan, yaitu hard skill dan soft skill.

Hard skill dapat diartikan sebagai kemampuan teknis pengelola data di dalam menguasai bidang teknologi Informasi. Sedangkan soft skill berarti keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan kemampuan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal.

"Namun seringkali, keberhasilan seseorang dalam menjalankan tugas-tugas yang diembannya lebih banyak ditentukan oleh soft skill yang dimilikinya. Bahkan faktor soft skill ini lebih menentukan keberhasilan seseorang dibanding dengan kemampuan akademis yang dimilikinya", ujar Kamaruddin.

Oleh karena itu para operator EMIS dituntut untuk setidaknya memiliki empat jenis soft skill.

Pertama, Komitmen. "Operator EMIS harus memiliki komitmen atau niat yang sungguh-sungguh untuk dapat menghasilkan data yang benar-benar akurat dan up to date".

Kedua, Integritas. "Integritas atau kejujuran para operator di dalam melaksanakan tugasnya juga sangat diharapkan karena hal ini akan berdampak pada kualitas pekerjaan yang dihasilkan".

Ketiga, leadership. "Leadership atau jiwa kepemimpinan juga menjadi kunci kesuksesan seseorang dalam karirnya. Jika ingin berhasil seseorang dituntut untuk bisa memimpin dari mulai hal terkecil karena pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin. Hal ini sejalan dengan Hadits Rasulallah S.A.W, bahwa setiap kita adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggunjawabannya".

Keempat, kemampuan manajemen. "Kemampuan manajemen yang baik akan menjadi faktor penting bagi seorang pengelola atau penanggung jawab data di dalam melakukan pekerjaan updating dan pengelolaan data secara baik dan benar".

Di akhir paparannya, Kamaruddin Amin berpesan kepada para peserta selaku pengelola data EMIS di daerah agar secara sungguh-sungguh berjuang untuk kemajuan lembaga-lembaga pendidikan Islam dengan cara melakukan updating data EMIS dengan baik dan benar sehingga ke depan sistem pendataan EMIS akan menghasilkan data yang jauh lebih lengkap, akurat dan tepat waktu sebagai rujukan di dalam pengambilan kebijakan.
(1ra0ne/ra)

Pengelola Data EMIS Harus Memiliki Hard Skill dan Soft Skill

Untuk Para Operator Madrasah

Data pendidikan Islam yang lengkap dan akurat sangat diperlukan sebagai alat pendukung untuk memperjuangkan anggaran program pendidikan Islam. Contohnya data Pondok Pesantren. Untuk memperjuangkan anggaran pendidikan bagi para santri di Pesantren yang murni hanya mengaji, BAPPENAS meminta pihak Kementerian Agama untuk menyiapkan datanya secara lengkap dan akurat", demikian paparan yang disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, di hadapan para peserta Kegiatan Pengembangan Kapasitas Pengelola DataEMIS Tingkat Kanwil/Kankemenag/PTAIN/Kopertais Tahun 2014 (Cluster Palembang), di Palembang, Rabu (10/09).

"Ujung tombak pendataan di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam adalah para operator EMIS, baik di tingkat Kanwil Kemenag Propinsi maupun tingkat Kankemenag Kabupaten/Kota", tutur Kamaruddin Amin.

Kontribusi dan peran serta para operator EMIS di daerah sangat besar di dalam menentukan baik atau buruknya kualitas dataEMIS yang dihasilkan. Untuk mendukung pelaksanaan tugasnya di bidang pendataan, setiap operator dataEMIS harus memiliki 2 jenis kompetensi atau kemampuan, yaitu hard skill dan soft skill.

Hard skill dapat diartikan sebagai kemampuan teknis pengelola data di dalam menguasai bidang teknologi Informasi. Sedangkan soft skill berarti keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan kemampuan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal.

"Namun seringkali, keberhasilan seseorang dalam menjalankan tugas-tugas yang diembannya lebih banyak ditentukan oleh soft skill yang dimilikinya. Bahkan faktor soft skill ini lebih menentukan keberhasilan seseorang dibanding dengan kemampuan akademis yang dimilikinya", ujar Kamaruddin.

Olesoft skill.

h karena itu para operator EMIS dituntut untuk setidaknya memiliki empat jenis

Pertama, Komitmen. "Operator EMIS harus memiliki komitmen atau niat yang sungguh-sungguh untuk dapat menghasilkan data yang benar-benar akurat dan up to date".

Kedua, Integritas. "Integritas atau kejujuran para operator di dalam melaksanakan tugasnya juga sangat diharapkan karena hal ini akan berdampak pada kualitas pekerjaan yang dihasilkan".

Ketiga, leadership. "Leadership atau jiwa kepemimpinan juga menjadi kunci kesuksesan seseorang dalam karirnya. Jika ingin berhasil seseorang dituntut untuk bisa memimpin dari mulai hal terkecil karena pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin. Hal ini sejalan dengan Hadits Rasulallah S.A.W, bahwa setiap kita adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggunjawabannya".

Keempat, kemampuan manajemen. "Kemampuan manajemen yang baik akan menjadi faktor penting bagi seorang pengelola atau penanggung jawab data di dalam melakukan pekerjaan updating dan pengelolaan data secara baik dan benar".

Di akhir paparannya, Kamaruddin Amin berpesan kepada para peserta selaku pengelola data EMIS di daerah agar secara sungguh-sungguh berjuang untuk kemajuan lembaga-lembaga pendidikan Islam dengan cara melakukan updating data EMIS dengan baik dan benar sehingga ke depan sistem pendataan EMIS akan menghasilkan data yang jauh lebih lengkap, akurat dan tepat waktu sebagai rujukan di dalam pengambilan kebijakan.
(1ra0ne/ra)

Oposisi adalah Keniscayaan dalam Berdemokrasi

Dalam demokrasi, kehadiran oposisi adalah keniscayaan. Mengabaikan eksistensinya, sama halnya deng
an menolak kehadiran demokrasi itu sendiri. Jika ada kekuasaan yang memerintah, maka sah pula kehadiran kekuasaan yang beroposisi. Di Amerika dan Australia, dan beberapa negara penganut demokrasi lainya, kehadiran kekuatan oposisi telah menjadi pranata demokrasi yang penting. Ini yang membuat demokrasinya semakin matang dan bermartabat.
Sebaik apa pun demokrasi yang dibangun, selalu ada potensi penyalahgunaan kekuasaan dan dapat bertindak kesewenang-wenangan. Pada titik inilah, urgensi hadirnya kekuatan oposisi sebagai kekuatan penyeimbang untuk mengawasi dan mengoreksi jalanya pemerintahan yang tidak pro rakyat.Tidak ada yang perlu khawatir dengan kehadirannya, jika suatu negera menisbatkan dirinya sebagai negara penganut demokrasi.
Kehadiran kekuatan penyeimbang dalam demokrasi, bukanlah di pahami sebagai kekuatan yang merong-rong kekuasaan. Keberedaan kekuatan oposisi, mestinya di pahami sebagai kekuatan penyeimbang untuk mengoreksi kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Kehadiran oposisi dalam pemerintahan setidaknya, akan berdampak posotif sehingga melahirkan kebijakakan-kebijakan yang pro rakyat.
Distribusi kekuasaan yang di gagas John Lock dengan trias politikanya, mengharuskan kehadiran kekuatan penyeimbang dalam menjalankan kekuasaan. Diantara kelemehan rezim orde baru adalah, ketika rezim represif itu meniadakan kekuatan oposisi. Ketika ada yang kritis dengan kebijakanya, maka seenaknya ia libas. Yang perlu di khawatirkan adalah, kekuasaan yang enggan untuk di awasi dan di kontrol. Kita tidak bisa bayangkan jika suatu negara yang menganut sistem demokrasi, hanya dikntrol oleh satu kekuatan. Jika kekuasan Ekskutif, legislative, Yudikatif dan Pers dibawah kendali rezim berkuasa,maka bukan tidak mungkin akan lahir kembali rezim yang represif

Featured Post

“GURU ADALAH PETANI”

  “GURU ADALAH PETANI”  (Sebuah Refleksi dan Filosofi Ki Hajar Dewantara) Dmp,19-08-2022. Salam Sehat dan tetap semangat Bapak/Ibu Calon P...

oke