Posisi Strategis Kepala Madrasah 2014




Posisi Strategis Kepala Madrasah
Oleh : Muhasir,S.Pd (Kepala MI Al-Faat 1 Bara-Woja)

Seringkali saya ditanya tentang bagaimana agar madrasah mengalami 
kemajuan, dinamis, dan berkembang hingga menjadi lembaga pendidikan 
yang berkualitas unggul.  Pertanyaan semacam itu selalu saya jawab, bahwa 
kekuatan organisasi,  tidak terkecuali madrasah, selalu tergantung
 pada pimpinannya, yaitu kepala madrasahnya.

Madrasah  menjadi maju oleh karena  dipimpin oleh seorang 
 yang memiliki  kekuatan, kemauan, bersedia bekerja dan mengambil resiko
 apa saja atas kepemimpinannya itu. Lembaga pendidikan menjadi
 maju secara luar biasa oleh karena menempuh cara-cara yang luar biasa. 
Tidak ada sesuatu yang luar biasa diraih dengan cara-cara biasa. Orang
 yang berani menempuh cara yang luar biasa adalah juga orang yang luar 
biasa pula. Itulah yang menjadikan madrasah mengalami kemajuan.

Selama ini, saya selalu berpandangan bahwa keadaan sebuah instistitusi adalah merupakan
 gambaran dari pribadi pemimpin  institusi itu sendiri. Pemimpin yang lemah akan menghasilkan 
institusi yang  lemah, dan demikian pula institusi yang kuat adalah merupakan hasil dari adanya pemimpin yang
 kuat pula. Tidak pernah ada lembaga yang maju dipimpin oleh orang yang lemah, dan 
begitu pula sebaliknya.

Banyak madrasah dengan keadaannya yang berbeda-beda. Madrasah yang berubah menjadi
 maju, meninggalkan madrasah lainnya, adalah  tatkala dipimpin oleh orang yang menyandang 
kekuatan pengubah, yaitu pemimpin perubahan. Berbeda dengan itu adalah madrasah yang 
sudah lama stagnan, tidak pernah berkembang, dan sebaliknya, hanya sekedar bertahan hidup, 
maka sebenarnya hal itu disebabkan  karena kepala madrasahnya adalah orang yang tidak 
 memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan.

Sedemikian strategis posisi kepala madrasah itu.  Kepala madrasah sehari-hari seharusnya
 berperan sebagai kekuatan penggerak terhadap semua potensi yang ada di madrasah itu. 
Diumpakan sebagai motor atau m obil, maka posisi kepala madrasah adalah bagaikan
 accu, yaitu  menjadi kekuatan penggerak. Kepala madrasah hendaknya menjadi kekuatan
 penggerak terhadap semua guru yang mengajar, semua tata usaha, dan tidak kalah 
pentingnya adalah  membangkitkan berbagai potensi lainnya untuk mendukung kemajuan madrasah.
Kekuatan Kepala Madrasah 
Sebagai kekuatan penggerak, kepala madrasah, paling tidak,  seharusnya memiliki tiga jenis
 wawasan, yaitu wawasan yang bersifat konseptual, wawasan teknis,  dan wawasan
 tentang kemanusiaan. Ketiga jenis wawasan tersebut harus dimiliki secara utuh dan atau 
menyeluruh. Tidak boleh kepala madrasah hanya memiliki wawasan yang bersifat konseptual,
 tetapi miskin wawasan yang bersifat teknis. Demikian pula keduanya itu harus dilengkapi 
dan disempurnakan dengan wawasan kemanusiaan.

Wawasan konseptual yang dimaksudkan itu adalah kemampuan memandang posisi madrasah
 yang dipimpinnya terkait dengan berbagai aspek, misalnya aspek yang bersifat filosofis
 dan kesejarahannya, politis, sosiologis, dan juga budaya yang mengitari madrasah itu. 
Kepala madrasah harus mengetahui, mengapa lembaga pendidikan umum yang berciri khas 
agama itu ada, bagaimana  sejarahnya hingga lembaga pendidikan itu dikembangkan, kaitannya 
dengan masyarakat pendukungnya, hingga cita-cita dan strategi pengembangannya ke depan.

Diumpamakan sebagai seorang sopir mobil, maka sopir itu harus paham betul terhadap 
 keberadaan dan semua aspek yang terkait dengan mobil itu. Demikian pula sebagai 
kepala madrasah,  ia harus tahu tentang semua aspek yang terkait dengan madrasah yang dipimpinnya,
 mulai dari aspek yang terkait dengan idealitas madrasah,  filosofis keberadaan madrasah, 
gambaran masa depan madrasah, dan apa sebenarnya yang dicita-citakan dari keberadaan 
 madrasah itu sendiri, dan lain-lain.


Sebagai bukti bahwa kepala madrasah memiliki wawasan yang bersifat konseptual 
itu, mereka  mampu  menjelaskan dengan gamblanbg kepada siapapun tentang madarasah 
yang dipimpinnya, mencintai, dan bahkan berani membela dengan resiko apapun terhadap institusi 
yang dipimpinnya itu.  Wawasan, komitmen, dan keberpihakan kepala madrasah harus 
lebih dibanding  dengan para guru dan pegawai yang mengajar dan bekerja di tempat itu.

Wawasan teknis sangat dibutuhkan  oleh  setiap pimpinan apapun, tidak terkecuali pimpinan 
madrasah. Adapun yang dimaksud dengan wawasan teknis adalah menyangkut kehidupan
 lembaga itu sehari-hari. Misalnya, mengetahui  bagaimana menggerakkan guru agar 
bersedia meningkatkan pengetahuan dan profesionalitasnya, bekerja dengan sepenuh hati,
 disiplin dan dedikatif, mencintai murid, dan selalu meraih prestasi terbaik. Masih terkait 
 dengan wawasan teknis, di antaranya adalah, bagaimana menjadikan madrasah mampu 
menjaga kehidupan yang tertib, disiplin, indah, memiliki aura pendidikan, dan semacamnya.   

Sedangkan yang dimaksud dengan wawasan tentang kemanusian  adalah pengetahuan tentang 
orang-orang yang sedang dipimpinnya.  Madrasah akan menjadi maju  manakala 
orang-orangnya  maju. Kepala madrasah harus berhasil mengubah orang dari semula tidak maju,
 males, bekerja asal-asalan, dan seterusnya menjadi orang-orang yang berjiwa kemajuan, rajin, 
 dan bekerja maksimal, jujur, ulet, dan penuh pengabdian. Mengubah sifat, karakter, perilaku itu 
bukan pekerjaan mudah. Tugas itu akan bisa dijalankan dengan baik, manakala  yang
 bersangkutan memiliki wawasan tentang orang-orang yang sedang dipimpinnya. Lebih dari itu, 
pemimpin akan  berhasil,  manakala mampu  memahami pikiran, hati atau suara batin, dan 
 persoalan-persoalan orang-orang  yang sedang dipimpinnya.

Ketiga jenis wawasan itu, selain akan mempermudah kepala  madrasah dalam 
 menjalankan amanahnya,  juga sekaligus akan memperkukuh tekat, niat, semangat 
kerjanya untuk meraih prestasi terbaik. Pemimpin yang memiliki wawasan secara utuh 
seperti itu menjadi tidak akan mudah digoyang oleh kekuatan apapun  dan mereka akan
 mengetahui apa yang akan dikerjakan, mau  mengerjakan, dan juga bersedia menanggung 
semua resiko yang diakibatkan dari apa yang dilakukan untuk memajukan madrasahnya.


Perpustakaan sekolah



Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan usaha membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya (Sulistyo Basuki, 1993). Di samping itu dalam penjelasan Undang-undang Pendidikan Nasional kita, di sebutkan bahwa salah satu sumber belajar di sekolah yang amat penting tetapi bukan satu satunya adalah perpustakaan. Sebagai salah satu sumber belajar di sekolah perpustakaan membantu tercapainya misi dan visi sekolah tersebut. Mengingat pentingnya peran perpustakaan sekolah maka perlu adanya suatu pengelolaan atau manajemen yang tepat  dan cepat sehingga rencana pengadaan 1 unit gedung perpustakaan MI ini yang memang akan di ajukan kepada pemerintah pusat akan benar-benar terwujud.

Pada Lingkungan MI Al-Faat kami banyak terlihat pada siswa-siswi yang rajin untuk membaca dan mencari buku sebagai bahan bacaannya, namus ruangan yang nyaman kurang mendukung sehingga anak-anak tidak tetap untuk belajar membacanya maka dilihat masalahnya sekarang adalah tidak ada perpustakaan sekolah yang ada pada lingkungan Madrasah tersebut. Kalaupun sudah ada, bagaimana perpustakaan sekolah mampu memenuhi kebutuhan penggunanya akan berbagai  pengetahuan dan informasi secara mudah dan cepat di era globalisasi ini. Untuk itu diperlukan suatu tempat/ruang agar siswa-siswi dapat mencari dan belajar pada ruangan perpustakaan yang memadai dengan sarana prasarana perpustakaan yang ada.


Perpustakaan adalah sebagai jantung sebuah lembaga pendidikan, sudah selayaknya mendapatkan porsi dan posisi yang strategis guna merealisasikan visi dan misi sekolah. Semua pihak, khususnya kepala sekolah harus memberi perhatian lebih akan eksistensi perpustakaan di sekolah, dan tidak lagi dianggap sebagai tempat menyimpan buku bekas, barang-barang tidak terpakai, bahkan tempat bermain saat tidak ada KBM. Hal ini tentu sangat ironis dan tidak mendidik.

Featured Post

“GURU ADALAH PETANI”

  “GURU ADALAH PETANI”  (Sebuah Refleksi dan Filosofi Ki Hajar Dewantara) Dmp,19-08-2022. Salam Sehat dan tetap semangat Bapak/Ibu Calon P...

oke